Sabtu, 17 Februari 2018

Mereka Pahlawanku

PROLOG

Af… kamu tu memang nyebelin banget ya jadi orang. Gak bisa lihat orang tenang dikit. Gak lihat apa orang lagi nyante-nyante gini, trus disodorin project. Siang-siang lagi asyik ngemall, lihat mainan lucu-lucu, pegang-pegang gamis sambil ngences, trus waktunya menikmati makan siang dengan restoran ala-ala Jepang gitu lagi. Hahaha….ya iyalah nggak lihat, secara dia disana dan aku disini.

Okaerinasai… !!!!!! mendapat sambutan yang hangat dari para pelayan restoran Jepang tu buatku rasanya terkaget-kaget sambil mau ketawa sendiri ya. Satu adegan yang menurutku agak gimana…. gitu buat aku, ketika masuk di suatu toko atau tempat perbelanjaan atau tempat makan disambut beramai-ramai oleh para pelayan. Mungkin niat hati sang manager baik kali ya, mencoba untuk beramah tamah pada pelanggan. Namun menurutku justru sebaliknya. Hal ini malah menggangguku. Tapi oke lah. Karena bukan itu maksud aku menulis ini. Menu yang disajikan restoran ala Jepang itu pun sangat menggugah selera, nasi chicken Katsu dengan siraman kuah bercampur telur dan bawang Bombay, yang entah apa nama Jepangnya. Aku susah memang mengingat nama-nama yang asing di telinga. Secangkir teh manis hangat untuk sedikit membuat lambung menjadi bersahabat, dan sebagai dessert nya kupilih kue moci yang berisi coklat, yang diluarnya ditabur bubuk coklat.

Dan…ketika kue moci itu mendarat di mulut dengan lumer coklatnya yang menggugah selera, tiba-tiba chat dari Af muncul. “Mba, link e-booknya minta tolong di share ya..” bagai disambar petir di siang bolong aku membaca pesan tersebut. Aku merasa seperti ada tamparan kuat yang mengatakan bahwa… Churma kerjaan kamu belum kelar…. dan kamu harus bisa menyelesaikannya. Sempet terdiam sejenak. Well… seketika beberapa adegan muncul dalam pikiran aku. Serasa aku ditarik oleh Af ke perempatan jalan, dan dia mengatakan “duduk mba disitu… pandanglah ke depan.... lihat itu ramainya jalanan….”.
Yappp… padahal project ku di weekend ini adalah merampungkan novel yang barusan kubeli. ‘Sirkus Pohon’ nya Andrea Hirata sudah melirik-lirik minta dibaca. Belum lagi ‘Antara Monkey King & Hanoman’ nya Ira Rahmawati yang kudapat dengan diskon besar-besaran. Tapi entah mengapa serasa aku lebih terpanggil untuk bisa merampungkan project kuis aku yang sudah selesai kujalankan kemarin.

“Mas Andri…. kalau buat design sampul buku biasanya bisa cepet nggak?” Tanya ku iseng pada suamiku. Aku akhirnya menceritakan semua terkait idenya Af pada suami aku. “Tergantung… kalau kamu ya… ”, sambil terus menikmati Mie Ramen nya yang belum kelar juga dilahapnya. “Ya udah… maksudku minta tolong mas aja yang buatin design sampulnya, biar cepet ya? Nggak yang aneh-aneh kok… yang biasa-biasa aja… ”, Desakku sebelum dia berubah pikiran. “Heh… mana artikelmu?” tiba-tiba mas Andri nyeletuk gitu aja. “Ini udah bulan November lho… udah deadline tu Jurnal Sangkhakala nya (mmmm… sang ketua redaksi kambuh tensi kayanya), Trus BPA mu (Berita Penelitian Arkeologi) udah kelar belum? Udah ditunggui Stanov tu…”. Oke… ya… ya… thanks udah diingatkan dengan setumpuk deadline-deadline itu.

Aku merasa sedang mendapatkan muse untuk menulis ini. Dan buat aku sayang banget untuk dilewatkan. Apalagi mood nya juga lagi bagus banget. Lagi ada teman juga yang nyemangatin. Bisa dapetin muse dan mood yang berbarengan itu jarang banget bisa didapatkan. Apalagi aku yang memang bukan pakarnya dalam hal tulis menulis. Jadi teringat ‘sang peran dibalik layar’ yang pernah menjelaskan pentingnya muse dan mood dalam menulis. Dia mengatakan bahwa ketika ada muse kalau belum ada mood, ya nggak jadi tulisan. Sebaliknya, ada mood tapi gak ada muse ya kacau tulisannya.

Di perjalanan pulang dari Mall, aku melihat sebuah sekolah dipinggir jalan dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Usang, berdebu, dan hampir tidak terlihat lagi papan nama yang menunjukkan identitas sekolah tersebut. Namun yang paling membuatku terkagum adalah, sang tiang Bendera yang masih saja mengibarkan Merah Putih nya dengan gagah berani. Dialah Sang Pahlawan. Pikirku. Engkau akan selalu kukenang. Dan aku bertekat merampungkan tulisanku ini.
 ******

 ‘Bangsa yang Hebat adalah
Bangsa yang selalu mengenang Jasa Pahlawannya’

Slogan itu sering banget aku dengar dan aku baca dimana-mana, baik di media massa, media elektronik maupun media sosial. Ketika aku mendengar dan membacanya, biasanya rasa Nasionalisme ku seketika bangkit. Pikiran ku langsung melayang dan flashback akan peristiwa-peristiwa di masa lalu terkait perjuangan para pahlawan untuk menjadikan Indonesia Merdeka dan mempertahankannya. Setiap tahun Bangsa Indonesia memperingatinya tepat di tanggal 10 November dan biasa menyebutnya dengan sebutan Hari Pahlawan.

Dan entah mengapa tercetus begitu saja ide membuat kuis untuk group whatsApp ku yang bernama ‘SSEC All Star’. SSEC All Star merupakan salah satu group yang anggotanya terdiri dari para alumni Pramuka SMUN 2 Nganjuk dan sebagian besar anggota group tersebut tidak aku kenal. Kami semua bersua hanya lewat dunia maya ini. Mungkin karena intensitas chat yang cukup tinggi, hampir setiap saat, membuat seolah-olah kami semua sudah saling mengenal satu sama lain. Bertepatan juga keesokan harinya adalah Hari Pahlawan, ide untuk membuat kuis bertemakan Hari Pahlawan mengalir begitu saja dalam pikiranku.

Akhirnya aku membuat draft tulisan yang sekedarnya untuk menginfokan adanya kuis tersebut.
                   Menyambut hari pahlawan besok….tuliskan siapa ‘Pahlawan Hidup Kamu….’
              dan apa alasannya……
              Caranya…. ketik nama#angkatan#nama pahlawan#alasan#
              Hadiah pertama pulsa 50rb
              Hadiah kedua pulsa 25rb
              Hadiah ketiga pulsa 10rb

              Aku tunggu ya sampe nanti malam pukul 24.00

Seperti itulah aku menginfokan kuis Hari Pahlawan di hari sebelumnya yaitu tanggal 9 november 2017. Seperti biasa, kalau responnya biasa-biasa saja bukan ‘SSEC All Star’ namanya. Begitu banyak chat-chat masuk di group tersebut baik itu yang serius menanggapi maupun hanya sekedar membully atau komen lucu. Beberapa pertanyaan terkait kuis banyak terlontarkan. Ketika aku memposting info tersebut pada pukul 11.40, sampai sore hari ternyata banyak anggota group yang antusias ingin mengikuti kuis tersebut.

Di sela-sela itu, aku terpikir juga untuk mengadakan kuis yang sama dan kemudian aku buat di group khusus SSEC 18 dan group Bani Harun. Tak jauh berbeda dengan SSEC All Star, SSEC 18 juga terdiri dari teman-teman Pramuka di SMUN 2 Nganjuk, namun yang membedakannya, group ini beranggotakan teman-teman satu angkatan denganku, teman seperjuangan, sependeritaan dan sebahagiaan. Sedangkan group Bani Harun terdiri dari keluarga besar dari ibuku. Secara teknis batas waktu pengiriman sama, yaitu pukul 24.00. Namun kenyataan bisa saja meleset.

Awalnya hadiah kuis berupa pulsa, yaitu juara 1 pulsa 50rb, juara 2 pulsa 25rb dan juara 3 pulsa 10rb. Namun….

Melihat antusias peserta yang begitu besar dalam partisipasinya mengikuti kuis….maka sekiranya perlu diberikan apresiasi.

Sedikit perubahan hadiah
juara 1 mendapatkan pulsa 50rb
juara 2 mendapatkan pulsa 30rb
juara 3 mendapatkan pulsa 20rb
Dan bagi peserta yang belum berkesempatan mendapatkan juara akan mendapatkan pulsa 10rb.

Sejujurnya aku merasa hadiah tersebut tidak sebanding dengan apa yang sudah peserta lakukan untuk mencurahkan segala isi hati dan pemikirannya. Buat aku terlalu murah aku menghargai mereka. Namun apalah dikata. Aku sanggupnya hanya segitu, dan aku berharap mereka semua ikhlas menerimanya.

Terkait kriteria penilaian, tentunya tidak terlepas dari tema yang aku usung, yaitu Pahlawan. Dan tentunya aku harus menilik kembali apa itu definisi Pahlawan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) mengatakan bahwa Pahlawan merupakan orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani. Sepakat dengan itu, ‘sang peran dibalik layar’ juga mengatakan,

Rubrik penilaian bisa dilihat dari sifat kepahlawanannya, yaitu orang yang dijadikan pahlawan itu yang berani berkorban karena kebenaran….. misal kalau seorang ayah atau ibu berkorban untuk anaknya karena kebenaran bahwa dalam kondisi apapun anak harus sekolah. Atau teman atau saudara yang berani berkorban untuk orang lain karena prinsip kebenaran.

Akhirnya sampai pukul 24.00, kuis yang aku adakan di group ‘SSEC All Star’ sudah terkumpul 13 peserta. Berikut beberapa peserta yang berhasil aku kumpulkan baik itu dikirim melalui group maupun japri (jalur pribadi).
(Catatan: beberapa kata aku perbaiki tanpa merubah arti/maksud si penulis dalam menyampaikan kisahnya, terutama terkait ejaan. Hal ini aku lakukan hanya untuk memudahkan dalam pembacaan)

1. Sugeng # Angkatan 21 # Ibu # karena beliau telah mengandung, melahirkan, dan merawat ku sejak dalam kandungan hingga aku menjadi besar, orang rela susah demi anaknya, yang selalu mendoakan anaknya mencapai kesuksesan tanpa mengharap balas jasa, kasihnya sepanjang masa dan tak tergantikan, ada surga di rumahmu, yaitu IBU.

2. A. witantra # Angkatan 21 # Ayah-Ibu # tiada yang lebih berjasa dalam hidup seorang A. witantra selain ayah-ibunya, seandainya diizinkan seorang manusia bersujud kepada manusia lainnya…..maka saat itu juga ku bersujud kepadamu ayah-ibu.

3. Nurima # Angkatan 21 # Kinar-anakku #menantinya untuk hadir dalam kehidupanku butuh waktu…. Menyambutnya pun penuh perjuangan hingga 18 jam merasakan sakit yang luar biasa, dari anakku saya bisa belajar apa itu sabar, membagi waktu, belajar…. dan dari anakku juga akhirnya saya mengerti apa yang namanya cinta tak mengharap balasan, karena cinta seorang ibu akan selalu terbit dari sudut manapun…… Terima kasih anakku.

4. Intan Pratita # Angkatan 28 # Nuh Fadlila Handareka Putra # Kedua orang tua beserta keluarga besarku adalah pahlawan sejati dalam hidupku. Mereka satu kesatuan tak terpisahkan yang siap membelaku digarda terdepan acap kali masalah menimpaku. Undebatable. Mereka jamak, jadi tidak kupilih untuk kali ini. Pun Rasulullah juga orang pertama yg senantiasa disebut sepanjang nafas beribadah. Absolutely. Tapi kalo ini izinkan saya memilih seorang  untuk menjadi pahlawan dalam hidup saya. Entah karena ini kesempatan terakhir atau karena saya baru punya kesempatan untuk menyatakannya. Setiap orang berhak untuk menjadi pahlawan. Pun seorang kakak bagi adiknya, seorang kawan untuk sahabatnya, atau seseorang yang bukan siapa-siapa untuk orang yang dikasihinya.
Seseorang yang berharga barang tentu selalu diingat. Begitu halnya Nuh bagiku. Kesadaran itu seringkali datang saat keadaan sudah berbeda. Ternyata selama ini Nuh adalah orang yang paling kuandalkan. Orang yang namanya kusebut kali pertama saat aku senang, dan orang pertama yang kucari tiap kali aku menghadapi kesulitan. Dia bagaikan aktor serba bisa dalam ceritaku selama ini. Dan tidak hanya padaku namun juga keluarga dan teman-temanku. Dia orang yang bisa kuandalkan. Hal itu datang bukan tanpa alasan.
Dia seseorang yang berwawasan luas. Mengenalkanku pada banyak hal dan mengantarku melihat sekitar dari sudut pandang yang lain. Dari cerita nabi-nabi, majapahit, sampai wolverine sekalipun ia mampu mengantarku untuk memetik pelajaran dari mereka.
Dia orang yang mengenalkan padaku bahwa hidup tak hanya dibalik bangku. Ia yang mengajakku melihat lebih dekat merupakan pembelajaran kehidupan terbaik, dengan nongkrong di terminal, di stasiun, atau sekadar menyeberang selat untuk melihat kehidupan orang-orang di pulau seberang. Dia orang tanpa banyak kata. Afeksi terbaik adalah perilakunya.
Sering kali saat aku memerlukan sesuatu dia adalah orang yang rela memberikan apa yang dia miliki, bahkan jika ia sedang memerlukannya. Suatu hari laptop saya mengalami kerusakan dalam waktu yang cukup lama. Ia bersedia meminjamkan laptopnya untukku dengan alasan ia ada dua laptop. Aku lupa bahwa ia tengah tugas akhir. Dan selama waktu itu dia menyimpan kesusahannya sendiri untuk dapat menyelesaikan kewajibannya tanpa mengeluh padaku, demi aku bisa menyelesaikan laporan yang kukerjakan dalam waktu yang cukup lama juga.... sekarang aku tengah menghadapi tugas akhir. Baru kusadari betapa ia menanggung kepayahan saat itu gara-gara aku.
Dia orang yang memiliki banyak keterampilan. Termasuk desain pakaian. Dan dia adalah orang yang bersedia membantu ibuku dan aku untuk itu. Ditengah tugasnya sendiri yang menumpuk bahkan ia bersedia mencarikan konveksi untuk ibuku. Ketulusan seseorang dapat dirasakan, bukan didengarkan oleh telinga. Dan itulah yang aku dan ibuku rasakan atas bantuan darinya. Dia orang yang rela memasang badan untukku.
Suatu hari kami pernah pergi keluar bersama, hingga di rumah kami ditegur oleh kedua orang tua ku, kami ditegur atas kesalahanku. Ditengah rasa takut dan bersalahku ia bersedia menjelaskan kepada orang tua ku meskipun akhirnya ia juga ditegur habis-habisan. Kukira semua akan berhenti saat itu, nyatanya tidak. Ia orang yang senantiasa memperbaiki diri, tetap bersedia menjalin silaturahim dengan keluargaku. Dan sampai kemarin dia orang yg mengingatkanku untuk tidak melakukan kesalahan yg sama.
Dia orang yang menuntunku untuk senantiasa belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri. Tidak menyimpan dendam dan tetap berterus terang. Selebihnya... masih banyak cerita-cerita lain tentang kesusahan yang kuhadapi dan bantuan darinya. Setidaknya itulah beberapa alasan kenapa ia pantas kusebut sebagai pahlawan dalam hidupku.
Terimakasih Mas Nuh. Jangan marah lagi. Tuhan memberkatimu.
5. Asrofi Huda # Angkatan 19 # masku # gegara masku aku sekolah smada, gegara masku aku melu pramuka, gegara masku aku kenal mas dedi, mas andi, mas sahril, mas yusna, mas yuniar, mba atul, mba mimin, mba dian, mba pritut dan banyak hal dari masku dan beliau-beliaunya ndadekno aku sing saiki, tahu sendiri kan kak kualitas beliau-beliaunya bagaimana, kadang sering aku merasa lebih nyaman duduk ngobrol dengan beliaunya dibanding dengan angkatanku sendiri, ngobrolnya nggak pake mikir, semisal dalam film naruto saya mengumpamakan hubungan kami seperti uchiha itachi dengan uchiha sasuke, masku sayang banget nang adike.

6. Ika Mawar # Angkatan 23 # Muhammad SAW # engkaulah pahlawan kami, junjungan kami, nabi kami, Rosul kami, yang telah membawa risalah Islam yg mulia... membawa dari jaman jahiliyah menuju jaman terang benderang... Ya Rosul engkaulah sebenar-benarnya pahlawan untuk kaum Muslim di muka bumi ini, syafa’atmu akan kami rindukan di hari akhir nanti... sholawat serta salam selalu kami lantunkan karena kami merindukanmu ya Rosul... Allohumma sholi 'ala Muhammad.
7. Rina # Angkatan 23 # suamiku # dia yg bertanggungjawab atas kebutuhan lahir maupun batin istri dan anaknya, hal tersebutlah yang mengharuskannya untuk terus bertahan dan tak mengeluh... Dia yang berusaha membahagiakan keluarga kecilnya, sekaligus ibu kandungnya... Love (Dan untukmu para istri, saksikanlah bahwa mereka itu adalah suamimu, pahlawan keluargamu) nuhun.
8. Mariatul # Angkatan 17 # Ayahku # karena ayahku adalah inspirasi semangat hidupku. Usia 6 tahun beliau sudah yatim piatu, sekolah pun harus biaya sendiri mencari kayu dihutan dan qodarullah tidak lulus SMP karena musibah, namun beliau terus berjuang untuk masa depannya. Ayah adalah pekerja keras, bangkit dari kemiskinan dan menjadi pedagang yang ulet, alhamdulillah bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus S1. Ayah yang mengenalkan dan mengajariku berbisnis sejak kecil, ayah yang memfasilitasi aku dengan segala kemudahan, mengenalkan aku dengan banyak tempat menyenangkan di Indonesia. Ayah yang mengajari aku agama, kejujuran dan ketegasan dalam hidup. Beliau pahlawanku...
9. Shelvi # Angkatan 24 # Suami # karena ketika seluruh dunia seakan tidak lagi ramah padaku, dia yang selalu ada dalam suka dan dukaku, bahunya yang selalu ada untuk tangis dan tawaku, tangannya yang tak pernah lelah menghapus air mataku. Terimakasih suamiku untuk smuanya.
10. Mahdina # Angkatan 22 # Ibu # dunia terasa hampa tanpa hadirmu, semua bisa jadi berwarna karena senyum mu, hangat karena sambutmu, karenamu aku belajar banyak hal dalam hidup, ibuku selalu jadi penenang hatiku, yang tak pernah menuntutku, selalu memberi harapan untuk terus melangkah, yang selalu bisa menerima segala kekurangan dan kekhilafan dalam setiap langkahku, karena ibu adalah alasan untuk aku terus berjuang mengarungi hidup, beliau selalu ada di tiap doa dan harapanku, bahunya selalu ada di tiap suka dukaku, selalu menjadi sahabat yang setia, mengarahkan jika aku salah tapi tak pernah menyalahkan. Ibu.. kaulah pahlawan hidupku.
11. Angga # Angkatan 27 # Jendral Soedirman # karena dengan semangat agama beliau cucurkan keringat dan darah dalam membela negaranya, dia tahu jihad ini bukan untuk diri pribadinya maka ia ajak anak bangsa yang lain untuk berjuang. Berdiri dia berjuang, terbaring sakit, ditandu, dia berjuang, dan syahid menjadi akhir hidupnya.
12. Novita # Angkatan 19 # pahlawan hidupku adalah suamiku # ya mungkin saat ini itu yang terfikir dalam benakku.... kita menikah 4.5 tahun yang lalu.. setahun menikah dimana mungkin kebanyakan pasangan yang lain sedang berbahagia namun tidak dengan hidup kita terjadi pendarahan hebat dimataku yang menyebabkan aku buta tidak bisa baca tulis, tidak bisa melihat orang, aku memintanya untuk menikah lagi karena waktu itu kita belum punya anak dan aku memutuskan untuk pulang ke orang tua dan berhenti bekerja. Namun dia menolak, dia malah menguatkan ku dan membantuku belajar huruf braile, dia bilang kalo aku masih bisa jadi peneliti dengan tetap menulis dalam huruf braile, dia membantuku untuk menghitung tangga, mengenali tempat dan suara orang-orang di sekitar. Mungkin kita gak akan pernah menyadari pentingnya itu semua saat kita dalam kondisi sehat...dan sekarang sesudah kita punya anak dia masih terus membantuku... aku tidak bisa memotong kuku jari anakku karena jarinya yang masih kecil dengan kondisi mata yang seperti ini, dia lah yang selalu memotong kukunya dari anakku bayi sampe sekarang 2 tahun lebih... suamiku adalah pahlawanku... Ivan Hermansyah.
13. Afandi # Angkatan 25 # Imam Nurjaman # ia yang mengajari kehidupan melalui makanan bahwa jangan gengsi, kalo ngga ngisi energi gimana kita bisa nolong sesama? naik gunung mengajari kebersahajaan, menahan ego diri dan nelihat sisi asli manusia, tower pala bahwa hidup harus diperjuangkan meski hidupmu hanya bergantung pada tangan dan seutas tali (ia pernah hampir jatuh dari atas tower kalo ngga pegangan carmentel kuat-kuat dan mengorbankan tangan kirinya untuk lecet, dijamin jatuh) siswa kurang berprestasi secara akademis namun bisa masuk PMDK, SM3T, dan sekarang masih PPG di bandung, dan dari ia pula saya belajar bahwa *takdir tunduk dibawah usaha gigih*
Ketiga belas narasi yang masuk, ketiga belasnya membuatku begitu bimbang dalam menentukan pilihan. Narasi yang dikirimkan peserta memiliki keunikannya sendiri-sendiri dengan ciri khas penulisnya. Dengan membaca narasinya saja, kita dibawa melihat gambaran siapa dirinya, bagaimana dia mengekspresikan dirinya. Namun begitu, aku harus tetap menentukan pilihan 3 besar menurut kacamataku. Meskipun dalam menentukan pilihan tersebut aku meminta pertimbangan dan masukan dari ‘sang peran dibalik layar’.

Dan beberapa cerita diatas yang dikirim, banyak yang menonjolkan sisi inspirasi….. ayah, ibu, dan teman yang menginspirasi bukan yang berani berkorban.

Namun aku kurang sependapat dengan statement itu. Buat aku seorang pahlawan apalagi dalam hal ini lebih bersifat pribadi seseorang atau bukan bersifat global, justru sosok pahlawan itu bukan hanya seorang pejuang yang gagah berani dan berani berkorban. Namun juga orang yang banyak memberikan inspirasi itu yang menjadikan dia pahlawan. Terlepas dari definisi apa itu pahlawan dan kaitannya dengan tema Pahlawan, ada hal lain juga yang menurut aku, ini sangatlah penting yaitu terkait kriteria penilaian. Kembali lagi ‘sang peran dibalik layar’ berpesan,

Penilaian bukan berdasarkan subyektivitas, walaupun kita tidak bisa menghindari subyektivitas. Tapi setidaknya penilaian ini untuk menghindari ketidak-obyektivitas-an. Sang penulis telah menunjukkan jiwanya dengan sebaik-baiknya sehingga yang menjadi pemenang tentunya telah kita sepakati bahwa kita bisa menyelami jiwa masing-masing pemenangnya. Artinya ketika kita membaca kisah-kisah yang jadi pemenang, kita tahu dan sadar mereka pemenangnya. karena kita dapat merasakan jiwanya dan tentunya menginsirasi kita.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk memilih 3 besar yang menurut aku bagus, menarik dan yang bisa menyentuh jiwanya.

Juara 3 dimenangkan oleh Afandi dari angkatan 25

Dalam kuis ini, Afandi menjadikan Iman Nurjaman sebagai contoh Pahlawan Dalam Hidupnya. Dari tulisan yang dia buat aku menangkap Imam adalah salah satu muridnya yang dulu pernah bersekolah di SMUN 2 Nganjuk dan kini, posisi dia sedang kuliah di Bandung, sibuk menyelesaikan PPG nya. Hal yang membuat aku salut, Afandi sang guru tak segan-segan menjadikan muridnya, Imam sebagai sosok pahlawannya, secara hal ini sangat jarang dilakukan. Biasanya hal yang sering terjadi, para murid menjadikan guru mereka sebagi pahlawan atau tauladannya. Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil oleh Afandi terkait Imam, memang bukan hal-hal yang besar namun hal itu sangat riil dan sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita, yang tanpa kita sadari, orang atau peristiwa itu mampu menginspirasi kita.

Juara 2 dimenangkan oleh Intan Pratita dari angkatan 28

Intan, dalam kuis ini menjadikan Nuh Fadlila Handareka Putra, seorang seniornya di SSEC SMUN 2 Nganjuk sebagai sosok pahlawan dalam hidupnya. Satu hal yang membuat aku tertarik, Intan mampu mendeskripsikan sosok pahlawannya tersebut dengan kemasan yang sangat menarik tanpa mengesampingkan sosok Nabi Muhammad SAW dan orang tua nya yang seharusnya dijadikan sosok pahlawan juga dalam hidupnya. Intan mampu menguraikan, mampu menarasikan kisahnya meskipun dengan panjang lebar namun dia bisa membuat pembaca tidak bosan dan jenuh untuk menyelesaikan bacaannya. Buat aku Intan adalah seorang penulis muda yang berbakat, dan aku berharap dia terus mengasah kemampuan menulisnya itu sampai kapanpun. Dan aku seharusnya banyak belajar menulis juga dari dia.

Dan… Juara 1 dimenangkan oleh Novita dari angkatan 19

Novita mengirimkan tulisannya, di jam-jam terakhir penutupan batas kuis. Awalnya aku kurang menyadari apa yang tengah dia usung dalam tulisannya. karena seperti biasa, aku kumpulkan semua dulu tulisan-tulisan peserta, sampai nanti aku mendapatkan waktu senggang untuk mencerna tulisan-tulisan tersebut. Berawal dari japri nya Af yang membantu mengirimkan tulisan tersebut. Dengan bodohnya aku, dan tanpa aku baca dulu isi yang tengah dipaparkan Novi, dan yang aku lihat hanya nama atau siapa yang mengikuti lomba tersebut. “da (Af)…. novi kan nggak ikut All Star… aku nggak bisa memasukkannya jadi peserta. Nanti takutnya anggota All Star yang lain pada protes.”

Tiba-tiba pesan lain dari ‘sang peran dibalik layar’ masuk,

kalau yang ini kayake bener-bener kayak pahlawan. kalo yang menjadikan ibu sebagai pahlawan dengan deskripsi diatas kayake dah umum…..dan kita pasti setuju sangat….tapi kalo yang lain dari yang lain kayake yang tak pilih nomor satu itu.
Itu masukan saja….. kalau keputusan akhir kan ditangan pean.

O..O..O..O..O……wow wow…. aku merasa seperti ketinggalan episode untuk film aku sendiri. Dari tadi aku disibukkan dengan chat sana sini yang sampai akhirnya aku sedikit mengabaikan tulisan yang dikirim Novi. Dan akhirnya, kuluangkan waktuku untuk mencernanya. Wow…it’s amazing….this is the riil. Betul-betul keren banget ini. Ini sangat menyentuh banget. Bahkan seketika aku merasa hadiah yang aku buat untuk kuis ini sangatlah tidak pantas untuk menghargai kisahnya. Terlalu kecil untuk ukuran tulisannya.

Yang menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana Novi melakukan itu semua termasuk menuliskan kisahnya dalam bentuk WhatsApp. Pada pukul sekitar 22.00, akhirnya aku tanyakan semua itu pada Af dan aku puas medapatkan jawabannya. Lalu aku menyarankan Af, “Da (Af)… boleh saran nggak… sementara masukin ke Group All Star aja dulu Novi… trus dia suruh kirim sendiri ke All Star… Inspiratif banget lho. Batas waktu kan jam 12 malam nanti. Eh... tapi ya udah nggak usah lah da… mana tau dah tidur… kasian dia”. Aku pun merasa serba salah jadinya. Dan ternyata, aku mendapatkan kejutan yang memuaskan, “Mbak, areke wes tak lebokno All Star, gelem”. Yess..... aku senang dengan keputusan Novi.

Akhirnya di SSEC All Star, Novi berkenalan dengan teman-teman group, dan kemudian memposting tulisannya. Tak kukira juga, respon dari anggota group begitu luar biasa. “SubhanaAllah, mba Churma iki juara sijine ya,” pesan Sugeng di salah satu chat nya. Begitu juga dengan Intan, “Mbak… usul… ini juara satunya ya…”. Dan dibalas dengan Sugeng, “Ora usah usul, wes kudu juara siji, nek ora mengko tak juara ne dewe”. Beberapa chat dari teman-teman lain kemudian berdatangan terkait pertanyaan-pertanyaan seputar kondisinya. Dukungan-dukungan banyak berdatangan, yang membuatku sangat terharu. Aku bersyukur tidak sampai melewatkan tulisan Novi.

Dan tanpa berfikir panjang akhirnya aku memutuskan Novi lah yang menjadi Juara 1 nya yang akan aku umumkan di keesokan harinya.

Sekali lagi, selamat ya pada para pemenang kuis Hari Pahlawan di Group WhatsApp ‘SSEC All Star’. Kalian sangat banyak menginspirasi teman-teman lain di group. Kalian mampu membuat aku dan ‘sang peran dibalik layar’ terhenyak dan terpaku. Sangat inspiratif.

Aku bersyukur, akhirnya selesai juga aku mengumumkan siapa-siapa yang jadi pemenangnya. Kembali lagi, bukan SSEC All Star namanya jika kita tidak dibuat pusing. Adegan memasukkan nomor hp sangat membingungkanku dengan hadirnya mas Ali dan mas Dedy yang selalu buat kisruh sampai ada yang menyarankanku untuk japri saja. Banyak nomor-nomor hoax bermunculan membuat aku harus over selektif memilah mana hoax dan mana yang asli. tapi so far… semua berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti, dan kuis untuk group ‘SSEC All Star’ aku nyatakan selesai.

**************

SSEC Angkatan 18

Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, selain di group ‘SSEC All Star’ aku juga buat kuis yang serupa di group ‘SSEC 18’. Berbeda dengan SSEC All Star, respon yang kudapat cenderung lebih tenang, dan aku tidak dibuat pusing dengan oknum-oknum jahil. Mungkin sebagian besar anggota group agak sedikit dibuat bingung dengan postingan kuisku, apalagi bagi teman-teman yang tidak ikut bergabung di group ‘SSEC All Star’. Tak heran, karena ini adalah kali pertamanya diadakan kuis di group ‘SSEC 18’. Mungkin sebagian teman tidak percaya akan adanya kuis tersebut. Pernah sekali ‘SSEC 18’ mendapatkan giliran menjadi panitia kuis yang diadakan di group ‘SSEC All Star’ pada bulan April 2017 lalu, dan pada saat itu kami mengusung tema Lomba Foto ‘Aku Cinta Pramuka’.

Satu… dua… tiga... postingan terkait keikutsertaan kuis mulai bermunculan. Sampai tengah malam, ada 1 postingan yang dikirim anik pada pukul 23.43 (waktu Indonesia Bagian Hp ku). Dengan postingan dari anik, aku menyimpulkan bahwa kuis sudah ditutup dengan pengumuman di keesokan harinya.

Berkacalah pada sejarah yang telah terukir indah dan berhentilah menatap masa depan dengan mata yang buta

Selamat Hari Pahlawan

Pesan singkatku itu aku kirimkan di keesokan paginya bertepatan tanggal 10 November, menjelang pengumuman pemenang kuis. Berharap mendapatkan respon yang positif, tapi malah dibully. “sek… sek… ketoe churma ki lagi kesurupan paling, kaet wingi kok nyleneh”, respon Mimbar saat membaca postinganku. Dan lilik menanggapi “menengo mbar, oleh pulsa 100 mari ngene”. Aku Cuma ketawa-tawa membaca respon mereka.

Kemudian aku posting ulang siapa-siapa yang mengikuti kuis bertemakan Pahlawan ini yang berjumlah 6 peserta. Dan sedikit terkait perubahan hadiah, yang mana semua peserta yang ikut akan mendapatkan pulsa 10rb. Aku berfikir, sudah tak ada lagi mungkin teman yang ingin mengirimkan tulisannya. Namun ternyata Mba wi (Dwi wahyuni) mengatakan, “aku lagi arep melu nyusul oleh ra ma… wingi ngantuk e… wes tak nulis ae ya dibiji ora gak popo ya… ”. Mmmmm….. sulit rasanya menolak permintaan seorang teman apalagi di saat dia mendapatkan inspirasinya untuk menulis. ‘Batas waktu’ jangan sampai membatasi kita untuk tidak melakukan sesuatu yang berharga, padahal sebenarnya bisa saja kita mendapatkan sesuatu yang berharga itu dari ‘batas waktu’ yang ditiadakan.

Oke… demi kalian guys… aku tunggu postingannya lagi ya. Dan ternyata Surtiningrum juga berkomentar, “Aku nyusul nak no…”. Haha… lucu kalian. Kemudian Mamik pun juga menyusulkan postingannya terkait Muhammad Rosul Allah. Dan ternyata masih muncul 1 lagi postingan yang dikirim oleh tyas pada pukul 13.13. Satu hal yang membuat aku terhenyak adalah komentar terakhir yang diposting tyas, “aku mbrebes mili moco tulisanku dewe… ora menang ora opo-opo mbak chur… aku sadar batas waktu e wes telas…”.

Terkait kata ‘mbrebes mili atau menangis sendiri tanpa disadari saat menuliskan sosok pahlawan dalam hidupnya, ternyata tidak hanya dilakukan oleh tyas saja, Surtiningrum dan juga Rina dan Shelvi di group ‘SSEC All Star’ juga melakukan hal yang sama terhadap pahlawan hidupnya. Dan mungkin teman-teman lainnya yang tidak kuketahui saat menuliskan postingannya. Hal itu yang membuat aku bangga memiliki teman-teman seperti kalian yang masih saja memiliki hati selembut sutra. Bukan berarti cengeng, namun yang membuat aku terharu kalian semua mampu menuliskan sesuatu dengan perasaan yang dalam sehingga pembaca pun akhirnya ikut merasakan apa yang sedang kalian rasakan. Bahagia aku mengenal kalian.

Dan dengan berakhirnya postingan tyas, kuis bertemakan Pahlawan yang aku adakan di group ‘SSEC 18’ aku nyatakan ditutup. Tulisan yang masuk akhirnya bertambah menjadi 10 postingan, dan berikut beberapa nama peserta dan sosok pahlawan yang menjadi inspirasinya,
(sekali lagi Catatan: beberapa kata aku perbaiki tanpa merubah arti/maksud si penulis dalam menyampaikan kisahnya, terutama terkait ejaan. Hal ini aku lakukan hanya untuk memudahkan dalam pembacaan)


1. Lilik # Angkatan 18 # mak'e sama pak 'e # pahlawan ku sepanjang masa, berkat kerja keras dan doa mereka, saya bisa seperti sekarang ini.. jasa beliau tak bisa diukur dengan apapun dan tak kan pernah bisa aku balas sampe kapanpun. Love you mak'e pak 'e.
2. Naning # Angkatan 18 # Kak Andrik Jatmiko # Alasan saya kak Andrik sudah menginspirasi  beberapa hal dalam hidup saya :1. untuk menjadi baik tidak harus diterima dan disenangi oleh orang-orang di sekitar kita. 2. Sebagai orang kecil (junior) kita harus berani membela diri (membentak senior atau penguasa) jika kita punya dasar yg jelas. 3. Diakui ataupun tidak, kita harus tetap berkarya. *save kak Andrik.
3. Laili # Angkatan18 # Pahlawanku Hp Android # lewat android iso vc serasa ketemu langsung karo pak e, mbok e, anak e, mbak e, mas e, adik e, koncone, mantan e (ra nduwe deng) sak wayah-wayah bahkan iso ndelok wajah, iso gae golek duit, belajar masak, macak, ngaji, matematika, kesehatan, sampe nonton pilem, dll sak wayah-wayah (selagi paketan e full). Pas laper tapi mager tinggal mainkan jempol, cling go-food nganter, dll kesel ngetik.
4. Mimbar # Angkatan 18 # wong tuoku # wes ngopeni aku kaet neng njero weteng sampek sak umur uripe.
5. Wiwin # Angkatan 18 # bapak lan ibu ku # Beliau yang membimbing dan mendidik ku mulai dari kecil hingga aku lemu..  Golek duit di rewangi mblantik sepeda lan dodol sego pecel kanggo nyekolahne aku...  Mergo bapak ku pesen..  Pak e mung iso nyangoni ilmu,  ilmu iso di gawe golek koyo..  Pak e ora iso meneh warisan opo-opo..  Sekolah o sing pinter ben mulyo urip mu.
6. Anik # Angkatan 18 # keluargaku # selalu ada saat aku butuhkan, selalu support apa yang ku perjuangkan, selalu menerima saat aku ada kekurangan, pengobar semangat dan pengisi jiwa dalam duka lara, suka cita.
7. Dwi Wahyuni # Angkatan 18 # mas Imam # Imam keluarga yang  asli seasli aslinya bernama Imam. wwkkw…… Tampilannya sederhana sesederhana pemikirannya. dari mas yang 1 ini semua jadi terlihat begitu mudah & indah. Sabar yang dulu jauh sekarang mendekat tanpa disuruh. Syukur yang dulu kadang maju mundur sekarang maju aja meski kadang kurang cantik jalannya. Tidak mau jadi tempat bergantung, tapi mengajak bergandengan tangan saling menguatkan. Tidak hanya menyeka airmata kala terjatuh tapi mengajak berdiri bersama menghadapi yang ada. Penyejuk mata penghilang lara.
8. Ningrum # Angkatan 18 # Mbahku # walau beliau sudah meninggal, tapi jasa-jasanya selalu ku ingat dalam hati ini. Dari kecil selalu merawat dan menyayangiku, selalu memberikan apapun yang aku mau. Sayangnya sebelum aku bisa membalas semua kebaikanmu, engkau telah pergi jauh dari dunia ini. Engakaulah pahlawan berjasa bagiku.
9. Mamik # Angkatan 18 # Muhammad Rosul Allah # Sedih melihat kau sekarang dinodai, dengan karikatur tak senonoh, menunjukkan kejahilan orang terhadapmu.. Sedih, melihat kondisi umatmu yang tak lagi punya pengayom, tercerai berai dalam beragam madzab, terkotak dalam keniscayaan sebuah perbedaan, mengalir air mataku kala sejumlah ulama yang konon pewarismu menjadi tumbal keganasan politik adu domba.. Duhai penambat hati yang lerai, satukan kami lagi dalam rengkuhan keagunganmu, Pahlawanku, mungkin kau akan menangis melihat umatmu sekarang.. menjalani hidup yang kian sulit.. Yang kaya makin kaya, nan brutal. Yang miskin makin miskin, miskin papa.
Kami sadar wahai pahlawanku, kami hidup di akhir zaman yang telah kau kabarkan beribu tahun yang lalu, menggenggam NUR Islammu bagai menggenggam bara, semakin ku genggam, semakin menggosongkan telapak tanganku. Tapi ujarmu, aku tetap harus menggengammu biar selamat diujung sirot Tuhanmu. Duuhh pahlawanku, malunya diriku menyebut namamu, dengan sedikit aksi nyata menyeru umatmu agar berpegang erat dengan Islammu..
Terakhir, Harapan yang sangat untukmu, berilah sedikit *syafaat*mu kelak dihari tanpa ada naungan selain naungan Kekasihmu Yang Agung, Naungilah diriku, suamiku, orang tuaku, anak-anak cucuku kelak, sahabat-sahabatku di pramuka ini dan umat Islam di se-antero dunia. Amiinnn...
10. Tyas # Angkatan 18 # Adam & Arfa # pahlawanku suk mben nang akherat.. InsyaAllah saiki nyicil donga aku.. cm anak sholeh & sholehah yang bisa ngatrol pak mbok.e masuk syurga.. selain amal jariyah & ilmu manfaat.. muga-muga Adam & Arfa tidak pernah putus mendoakan pak mbok.e... *Aamiiiiiinnn*.
Sama seperti di ‘SSEC All Star’, tulisan-tulisan yang sudah dikirimkan teman-temanku membuat aku bingung untuk menentukan pilihan. Dengan beberapa pertimbangan yang aku kaitkan dengan tema yang diusung, bagaimana caranya aku bisa menyelami jiwanya, merasakan hatinya, dan sempat juga aku mempertimbangkannya dengan ‘sang peran dibalik layar’, meskipun terjadi perbedaan pendapat, akhirnya aku memutuskan,

Juara 3 dimenangkan oleh Wiwin dari Angkatan 18

Wiwin menjadikan bapak dan ibu nya sebagai sosok pahlawan dalam hidupnya. Sosok perjuangan sang bapak yang berusaha keras menyekolahkan sang anak demi cita-cita. Jika kita tak mampu membekali anak dengan harta (dan itu juga bukan hal yang paling utama), dengan Ilmu lah bekal kemandirian anak dibawakan. Dengan Ilmu, kita bisa menggenggam dunia, dan dengan ilmu juga yang membuat kita menjadi Mulia. Bahasa yang digunakan wiwin sangat sederhana, bahasa sehari-hari yang biasa digunakan dan mudah dipahami, cerita yang dibawakannya pun sangat riil dan dekat dengan apa yang biasa kita dengar di kehidupan sehari-hari, namun bisa memberikan pesan yang mendalam bagi pembacanya.

Juara 2 dimenangkan oleh Naning dari Angkatan 18

Sedangkan Naning menjadikan mas Andrik Jatmiko, salah satu senior angkatan 17 SSEC Smada Sout menjadi pahlawan hidupnya. Naning menjadikan sosok mas Andrik menjadi sosok yang berbeda dengan kakak-kakak lainnya di angkatan 17 tanpa harus membandingkannya dengan yang lain. Mas Andrik dijadikan sosok inspiratif karena cara pandangnya yang unik. Cara berfikir yang tidak harus sama dengan orang lain dan selama itu tidak salah, menurut aku ya masih sah-sah saja. Masing-masing orang punya caranya sendiri-sendiri dalam menghadapi segala hal yang terjadi di dunia ini. Begitu aku menangkapnya.

Dan.... Juara 1 dimenangkan oleh Mamik dari Angkatan 18

Mamik, aku menjadikannya juara 1 dalam kuis ku kali ini karena selain sosok yang memang seharusnya dijadikan Inspirasi bagi seluruh umat Muslim di dunia ini, yaitu Muhammad SAW, juga karena alasan yang dipaparkan dalam tulisannya. Begitu aku membaca postingannya, aku dibuat serasa sedang dalam kondisi berdoa, dengan segala sesal yang telah aku perbuat, dan membuat aku merasa menjadi manusia yang tidak ada apa-apanya di dunia ini. dan seharusnya seperti itulah aku. Mamik menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca, dengan caranya yang santun dan bersahaja. Entahlah.... setelah aku membaca postingannya, aku langsung mengatakan dia lah sang juara 1 nya untuk kuis ku kali ini. Dan aku bersyukur untuk tidak memikirkan ‘batas waktu’ yang telah aku sepakati sendiri. Andai saja, aku masih bersikukuh dengan ‘batas waktu’ itu, mungkin aku tak akan pernah bisa mendapatkan postingan yang sangat mengharu biru ini dari Mamik.

Dan akhirnya.....Selamat ya pada para pemenang dan terima kasih banyak buat teman-teman ‘SSEC 18’ yang telah ikut membagikan sosok pahlawan dalam hidup kalian. Kalian tak kalah inspiratifnya dengan peserta yang ada di group ‘SSEC All Star’. Aku bangga punya teman-teman pramuka angkatan 18 yang banyak memberikan inspirasi buat aku. Jayalah terus…teruslah berkarya walau usia semakin menua.

Maaf, kiriman pulsa nya agak lama aku mengirimkannya, bahkan sang penjual sempat kehabisan saldo, sehingga beberapa nomor terpaksa ke pending untuk pengisiannya. Dan sejujurnya, sempat aku lupakan dulu terkait pengiriman hadiah ini, hanya sekedar ingin jalan-jalan ke Mall. hehe....
***********
  
Bani Harun

Ini kali pertamanya juga diadakan kuis di group keluarga besar aku. Tak heran jika respon dan antusias anggota di group ‘Bani Harun’ lah yang paling tidak bersemangat menanggapi kuisku ini. Karena sebelumnya tak pernah diadakan lomba/even/atau apapun bentuknya, apalagi kepanitiaan tertentu. Mau nya mereka, nggak perlu bikin kuis, langsung saja bagi-bagi pulsanya. hahaha.... mana ada yang gratis di dunia ini guys.... Postingan pertama peserta pun terkesan masih ogah-ogahan, hanya terkesan formalitas untuk mendapatkan pulsa gratis. Bahkan anggota lain sampai ada yang bingung bagaimana cara menuliskannya. Akhirnya aku berikan salah satu contoh yang aku copas dari group ‘SSEC 18’ dan barulah mereka bisa memahaminya. Memang anggota group keluargaku ini tidak banyak, jadi postingan yang masuk pun juga hanya terkumpul 4, berikut beberapa postingan dari mereka.

1. Nurul # Usia 45 tahun # Mbah Putri # alasannya, beliau telah merawatku sejak kecil, mencurahkan tenaga dan waktunya untuk ku, mengajariku hidup yang sederhana, dan berusaha mencarikan jodoh yang terbaik untukku, doanya yang terbaik hanya untuk ku, sehingga aku bisa hidup seperti sekarang ini, toh aku juga gak melupakan ortuku, karena tanpa beliau aku gak ada di dunia ini, doanya juga selalu untukku.
2. Nikmah # Usia 32 tahun #Mbak Anis # karena beliau inspirasiku, mengajariku untuk bekerja keras dan tangguh dalam menghadapi kerasnya hidup, tetap hidup sederhana sekalipun berada.
3. Anshori # Usia 38 tahun # pak e # alasannya karena beliau telah mengajariku menghadapi kehidupan dan bekerja keras dan arti sebuah tanggung jawab.
4. Anis # Usia 44 tahun # Ibuk # alasannya dia telah mengandung, melahirkan, membesarkan ku hingga seperti ini. Mendidik hidup mandiri, walaupun rintangan menghadang, dihadapkan pada bapak yang sedang sakit, paklek dowi kuliah, mbak nurul kuliah. Dia tetep tegar, sehingga aku sebagai anak tidak tega melihatnya, hingga aku memutuskan untuk tidak kuliah. Aku harus kerja keras membantu ibuk, dan alhamdulillah mas (suamiku) mengerti tentang kondisi saya. Dia menyadari semua itu hingga kamu churma bisa kuliah dijakarta.... adoh..... akeh banget nek pingin ngomong.....makane alasannya banyak.....
karena pesertanya Cuma 4, aku akhirnya mengurutkannya menjadi 4 juara.

Juara 4 dimenangkan oleh Anshori (usia 38 tahun)

Anshori adalah sepupuku. Dia menjadikan bapaknya sebagai sosok inspirasinya karena dia melihat pengorbanan sang bapak dalam membesarkannya. Anshori adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Dengan belajar tanggung jawab yang diajarkan sang bapak kepadanya, dia mampu mengayomi adik-adiknya, dan sekarang ini tanggung jawabnya pada Istri dan anak-anaknya.

Juara 3 dimenangkan oleh Nikmah (usia 32 tahun)

Nikmah, dia juga sepupu aku. Dia menjadikan mbak Anis (kakak aku) menjadi sosok idolanya. Ya...mbak Anis memang sosok inspiratif bagi keluarga besar aku. Aku sepakat dengan itu. Mbak Anis banyak mengajarkan banyak hal tentang apa arti kerja keras yang sesungguhnya. Dengan ekonomi yang melimpah pun saat ini, mbak Anis masih tetap saja dengan low profil nya dan masih tetap mengingat saudara-saudara lainnya dan terus menjadi inspirasi. Mbak Anis banyak mengajarkan ilmu berdagang pada Nikmah, dan dia sepertinya ingin mengikuti jejaknya.

Juara 2 dimenangkan oleh Nurul (usia 45 tahun)

Nurul, adalah kakak kandung aku yang pertama. Dia dari bayi dibesarkan oleh nenek aku yang tinggal di Tumpukan, Madiun. Tak heran jika sosok pahlawan dalam hidupnya adalah Mbah Putri (nenek). Mbah putri banyak mengajarkannya tentang hidup, sampai dia dewasa, menikah dan memiliki anak. Toh tak lupa juga dia mengingat jasa orang tua kami karena dia juga yang telah mencukupi segala kebutuhannya dan membiayai kuliahnya sampai selesai.

Juara 1 dimenangkan oleh Anis (usia 44 tahun)

Anis, adalah kakak kandung aku yang kedua, terpaut satu tahun usianya dengan kakakku yang pertama. Karena kakakku yang pertama tinggal bersama nenek di Madiun, Mbak Anis menjadikan dirinya sebagai anak pertama dalam keluarga aku. Sosok Ibu menjadikan pahlawan dalam hidupnya, karena memang Ibu kami, secara aku pribadi juga mengakui, adalah sosok Kartini dalam keluarga kami. Semangat dan kerja kerasnya untuk menjadikan anak-anaknya menjadi manusia seutuhnya terus dia lakukan bahkan sampai di usia senja ini. Saking kagumnya mbak Anis terhadap sosok ibu, dia rela untuk menanggalkan rencana kuliahnya, karena saat itu ibu kami masih harus membiayai kuliah paman (UM Malang) dan mbak Nurul (IAIN Tulungagung). Mbak Anis akhirnya banting setir untuk bekerja di salah satu showroom Honda dekat rumah untuk membantu ibu, karena saat itu kondisi bapak juga lagi sakit. Dan... saat itu justru aku lagi asyik bermain-main duniaku, dengan teman-teman aku, tanpa memikirkan urusan-urusan orang dewasa tersebut. Terlalu memang aku.

Tak puas dengan itu semua, mbak Anis lalu keluar dari showroom Honda dan memutuskan untuk berdagang. Awalnya dia membuka tempat usaha di pasar, lama-lama usahanya semakin besar, dan sekarang dia mampu membeli salah satu ruko dekat rumah kami untuk dijadikan usaha toko baju. Disamping itu juga, usaha pupuknya di Gondang bersama suami juga semakin menguras energinya. Dan saat ini bisnis kos-kosan sedang digelutinya sembari tetap memegang usaha toko baju dan pupuknya.

Tanpa aku sadari aku juga telah menguraikan siapa sosok pahlawan dalam hidup aku. Mbak Anis adalah Ibu Junior, menurut aku. Ibu dan mbak Anis adalah dua sosok Kartini yang menurut aku sangat mirip, sama-sama pekerja keras, sama-sama rela berkorban demi kepentingan keluarganya, sama-sama sangat menginspirasi sekitarnya baik saudara-saudara kami maupun tetangga sekitar. Di sela kesibukannya itu juga, mereka berdua masih saja menyempatkan diri untuk selalu aktif di kegiatan pengajian lingkungan, mengurusi anak-anak yatim dan aktif di Muslimah NU ranting Ploso, Nganjuk.  

Terima kasih saudara-saudaraku. kalian juga sangat banyak memberikan inspirasi buat aku. Kita dibesarkan bersama, penuh liku-liku hidup yang harus dilalui bersama namun masih tetap bisa tersenyum walau berbagai cobaan dan rintangan menghadang. Teruslah berkarya, teruslah menginspirasi sekitar. thanks a lot.

Setelah kuis ini berakhir, beberapa sepupuku menyayangkan mengapa dia tidak bisa mengikuti kuis, bahkan sampai ada yang japri dan curhat ke salah satu saudaraku yang lain. Mereka berfikir aku hanya bercanda melakukan itu semua. Mmmmm..... memang aku punya tampang menipu ya sampai kalian semua tidak percaya??? GGGgrrrrrr.....!!!!!

Mbak Churma... aku tunggu lho kuis-kuis selanjutnya, dan hadiahnya yang lebih cetar membahana ya.....
*********
Teruslah menginspirasi sekitar. Jika kita tak mampu menjadi pohon yang menjulang tinggi, setidaknya kita bisa menjadi rumput yang selalu bersemi. Walau kadang tak dianggap, walau kadang diinjak, namun rumput akan selalu terlihat manis dan menghijau laksana permadani.

Paragraf terakhir yang aku sampaikan di group-group tempat aku mengadakan kuis. Aku ucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua peserta yang telah ikut mencurahnya buah pikirnya untuk meramaikan peringatan Hari Pahlawan ini. Dan IsyaAllah semua pulsa telah meluncur dengan selamat ke masing-masing nomor yang diisikan.
 **********

Epilog

Pagi di minggu mendung ini, perutku terasa kosong, keroncongan tak tertahankan. Sedangkan anak-anakku merasa bebas sebebas-bebasnya. Potongan-potongan kardus mulai berserakan di ruang tengah, tumpahan air susu coklat bercecer di seprei tempat mereka menghabiskan sisa minggu paginya. Tak kalah serunya, suami aku mengambil bola, dan memancing anak-anak untuk ikut menendang bola di ruang tengah. Yap... lengkap sudah kericuhan di rumah kami. Namun masih juga enggan rasanya aku beranjak dari kursi tempatku menuangkan ide-ideku. Kubiarkan mereka bermain sepuas-puasnya, beberapa potong roti ‘Neko-Neko’ hadiah dari Ustdzah kemarin Sabtu yang sempat berkunjung ke rumah, sangat berguna sekali sebagai pengganjal perut sebelum aku menyiapkan sarapan buat mereka.

Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya sekarang bagaimana aku bisa mengambil hikmah dari apa yang semua teman-teman dan saudara-saudaraku telah sampaikan dalam pesan tulisannya. Sempat aku berfikir semalaman, merenungi apa yang telah disampaikan oleh ‘para penulisku’ yang sesungguhnya.

Teringat pesan lilik, kemarin siang, menanyakan gamis yang aku pesan apakah sudah mendarat dengan selamat di Medan apa belum. Yahhh... aku sempat kelupaan dengan pesananku itu. Apalagi hari sabtu kemarin kantorku libur, begitu juga dengan minggu ini. Tapi tak ada salahnya aku singgahkan diriku sebentar mampir ke kantor, siapa tahu paketannya sudah sampai. Tak sabar rasanya ingin segera mencobanya dan bernarsis ria dengan gamis baru ku itu.

Dan aku sudahi saja mengarang indahku ini, berharap pendokumentasian kuis Hari Pahlawan ini akan selalu bisa mengingatkanku akan sosok pahlawan dalam hidup aku.....

Kembali pikiranku diingatkan untuk segera mengejar deadline-deadline yang siap menungguku. Menunggu sentuhan tanganku, berteriak ingin segera dituntaskan. Begitu juga dengan sang ‘Sirkus Pohon’, salah satu Novel yang diiming-imingkan ‘sang peran dibalik layar’ juga siap menghadang di depan mata. Lembaran pertama kubuka, dan aku menemukan satu kalimat pembuka,

Untuk Indonesia


“Fiksi, cara terbaik
menceritakan fakta.”

------Andrea Hirata





Tidak ada komentar:

Posting Komentar