PROLOG
Af…
kamu tu memang nyebelin banget ya jadi orang. Gak bisa lihat orang tenang
dikit. Gak lihat apa orang lagi nyante-nyante gini, trus disodorin project.
Siang-siang lagi asyik ngemall, lihat mainan lucu-lucu, pegang-pegang gamis sambil
ngences, trus waktunya menikmati makan siang dengan restoran ala-ala Jepang
gitu lagi. Hahaha….ya iyalah nggak lihat, secara dia disana dan aku disini.
Okaerinasai…
!!!!!! mendapat sambutan yang hangat dari para pelayan restoran Jepang tu
buatku rasanya terkaget-kaget sambil mau ketawa sendiri ya. Satu adegan yang
menurutku agak gimana…. gitu buat aku, ketika masuk di suatu toko atau tempat
perbelanjaan atau tempat makan disambut beramai-ramai oleh para pelayan.
Mungkin niat hati sang manager baik kali ya, mencoba untuk beramah tamah pada
pelanggan. Namun menurutku justru sebaliknya. Hal ini malah menggangguku. Tapi
oke lah. Karena bukan itu maksud aku menulis ini. Menu yang disajikan restoran
ala Jepang itu pun sangat menggugah selera, nasi chicken Katsu dengan siraman
kuah bercampur telur dan bawang Bombay, yang entah apa nama Jepangnya. Aku
susah memang mengingat nama-nama yang asing di telinga. Secangkir teh manis
hangat untuk sedikit membuat lambung menjadi bersahabat, dan sebagai dessert
nya kupilih kue moci yang berisi coklat, yang diluarnya ditabur bubuk coklat.
Dan…ketika
kue moci itu mendarat di mulut dengan lumer coklatnya yang menggugah selera,
tiba-tiba chat dari Af muncul. “Mba, link e-booknya minta tolong di share ya..”
bagai disambar petir di siang bolong aku membaca pesan tersebut. Aku merasa
seperti ada tamparan kuat yang mengatakan bahwa… Churma kerjaan kamu belum
kelar…. dan kamu harus bisa menyelesaikannya. Sempet terdiam sejenak. Well…
seketika beberapa adegan muncul dalam pikiran aku. Serasa aku ditarik oleh Af
ke perempatan jalan, dan dia mengatakan “duduk mba disitu… pandanglah ke
depan.... lihat itu ramainya jalanan….”.
Yappp…
padahal project ku di weekend ini adalah merampungkan novel yang barusan
kubeli. ‘Sirkus Pohon’ nya Andrea Hirata sudah melirik-lirik minta dibaca.
Belum lagi ‘Antara Monkey King & Hanoman’ nya Ira Rahmawati yang kudapat
dengan diskon besar-besaran. Tapi entah mengapa serasa aku lebih terpanggil
untuk bisa merampungkan project kuis aku yang sudah selesai kujalankan kemarin.
“Mas
Andri…. kalau buat design sampul buku biasanya bisa cepet nggak?” Tanya ku
iseng pada suamiku. Aku akhirnya menceritakan semua terkait idenya Af pada
suami aku. “Tergantung… kalau kamu ya… ”, sambil terus menikmati Mie Ramen nya
yang belum kelar juga dilahapnya. “Ya udah… maksudku minta tolong mas aja yang
buatin design sampulnya, biar cepet ya? Nggak yang aneh-aneh kok… yang
biasa-biasa aja… ”, Desakku sebelum dia berubah pikiran. “Heh… mana artikelmu?”
tiba-tiba mas Andri nyeletuk gitu aja. “Ini udah bulan November lho… udah deadline
tu Jurnal Sangkhakala nya (mmmm… sang ketua redaksi kambuh tensi kayanya), Trus
BPA mu (Berita Penelitian Arkeologi) udah kelar belum? Udah ditunggui Stanov
tu…”. Oke… ya… ya… thanks udah diingatkan dengan setumpuk deadline-deadline
itu.
Aku
merasa sedang mendapatkan muse untuk menulis ini. Dan buat aku sayang banget
untuk dilewatkan. Apalagi mood nya juga lagi bagus banget. Lagi ada teman juga
yang nyemangatin. Bisa dapetin muse dan mood yang berbarengan itu jarang banget
bisa didapatkan. Apalagi aku yang memang bukan pakarnya dalam hal tulis
menulis. Jadi teringat ‘sang peran dibalik layar’ yang pernah menjelaskan
pentingnya muse dan mood dalam menulis. Dia mengatakan bahwa ketika ada muse
kalau belum ada mood, ya nggak jadi tulisan. Sebaliknya, ada mood tapi gak ada muse
ya kacau tulisannya.
Di
perjalanan pulang dari Mall, aku melihat sebuah sekolah dipinggir jalan dengan
keadaan yang sangat menyedihkan. Usang, berdebu, dan hampir tidak terlihat lagi
papan nama yang menunjukkan identitas sekolah tersebut. Namun yang paling
membuatku terkagum adalah, sang tiang Bendera yang masih saja mengibarkan Merah
Putih nya dengan gagah berani. Dialah Sang Pahlawan. Pikirku. Engkau akan
selalu kukenang. Dan aku bertekat merampungkan tulisanku ini.
******
‘Bangsa yang Hebat adalah
Bangsa yang selalu mengenang Jasa
Pahlawannya’
Slogan
itu sering banget aku dengar dan aku baca dimana-mana, baik di media massa,
media elektronik maupun media sosial. Ketika aku mendengar dan membacanya,
biasanya rasa Nasionalisme ku seketika bangkit. Pikiran ku langsung melayang
dan flashback akan peristiwa-peristiwa di masa lalu terkait perjuangan para
pahlawan untuk menjadikan Indonesia Merdeka dan mempertahankannya. Setiap tahun
Bangsa Indonesia memperingatinya tepat di tanggal 10 November dan biasa
menyebutnya dengan sebutan Hari Pahlawan.
Dan
entah mengapa tercetus begitu saja ide membuat kuis untuk group whatsApp ku
yang bernama ‘SSEC All Star’. SSEC All Star merupakan salah satu group yang
anggotanya terdiri dari para alumni Pramuka SMUN 2 Nganjuk dan sebagian besar
anggota group tersebut tidak aku kenal. Kami semua bersua hanya lewat dunia
maya ini. Mungkin karena intensitas chat yang cukup tinggi, hampir setiap saat,
membuat seolah-olah kami semua sudah saling mengenal satu sama lain. Bertepatan
juga keesokan harinya adalah Hari Pahlawan, ide untuk membuat kuis bertemakan Hari
Pahlawan mengalir begitu saja dalam pikiranku.
Akhirnya
aku membuat draft tulisan yang sekedarnya untuk menginfokan adanya kuis
tersebut.
Menyambut hari pahlawan besok….tuliskan siapa ‘Pahlawan Hidup Kamu….’
dan apa alasannya……
Caranya…. ketik nama#angkatan#nama
pahlawan#alasan#
Hadiah pertama pulsa 50rb
Hadiah kedua pulsa 25rb
Hadiah ketiga pulsa 10rb
Aku tunggu ya sampe nanti malam
pukul 24.00
Seperti itulah aku menginfokan kuis Hari Pahlawan di hari
sebelumnya yaitu tanggal 9 november 2017. Seperti biasa, kalau responnya
biasa-biasa saja bukan ‘SSEC All Star’ namanya. Begitu banyak chat-chat masuk
di group tersebut baik itu yang serius menanggapi maupun hanya sekedar membully
atau komen lucu. Beberapa pertanyaan terkait kuis banyak terlontarkan. Ketika
aku memposting info tersebut pada pukul 11.40, sampai sore hari ternyata banyak
anggota group yang antusias ingin mengikuti kuis tersebut.
Di sela-sela itu, aku terpikir juga untuk mengadakan kuis yang
sama dan kemudian aku buat di group khusus SSEC 18 dan group Bani Harun. Tak
jauh berbeda dengan SSEC All Star, SSEC 18 juga terdiri dari teman-teman
Pramuka di SMUN 2 Nganjuk, namun yang membedakannya, group ini beranggotakan
teman-teman satu angkatan denganku, teman seperjuangan, sependeritaan dan
sebahagiaan. Sedangkan group Bani Harun terdiri dari keluarga besar dari ibuku.
Secara teknis batas waktu pengiriman sama, yaitu pukul 24.00. Namun kenyataan
bisa saja meleset.
Awalnya hadiah kuis berupa pulsa, yaitu juara 1 pulsa 50rb,
juara 2 pulsa 25rb dan juara 3 pulsa 10rb. Namun….
Melihat antusias peserta yang begitu
besar dalam partisipasinya mengikuti kuis….maka sekiranya perlu diberikan
apresiasi.
Sedikit perubahan hadiah
juara 1 mendapatkan pulsa 50rb
juara 2 mendapatkan pulsa 30rb
juara 3 mendapatkan pulsa 20rb
Dan bagi peserta yang belum
berkesempatan mendapatkan juara akan mendapatkan pulsa 10rb.
Sejujurnya
aku merasa hadiah tersebut tidak sebanding dengan apa yang sudah peserta
lakukan untuk mencurahkan segala isi hati dan pemikirannya. Buat aku terlalu
murah aku menghargai mereka. Namun apalah dikata. Aku sanggupnya hanya segitu,
dan aku berharap mereka semua ikhlas menerimanya.
Terkait
kriteria penilaian, tentunya tidak terlepas dari tema yang aku usung, yaitu
Pahlawan. Dan tentunya aku harus menilik kembali apa itu definisi Pahlawan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) mengatakan bahwa Pahlawan
merupakan orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam
membela kebenaran, pejuang yang gagah berani. Sepakat dengan itu, ‘sang peran
dibalik layar’ juga mengatakan,
Rubrik penilaian bisa dilihat dari
sifat kepahlawanannya, yaitu orang yang dijadikan pahlawan itu yang berani
berkorban karena kebenaran….. misal kalau seorang ayah atau ibu berkorban untuk
anaknya karena kebenaran bahwa dalam kondisi apapun anak harus sekolah. Atau
teman atau saudara yang berani berkorban untuk orang lain karena prinsip
kebenaran.
Akhirnya sampai pukul 24.00, kuis yang aku adakan di group ‘SSEC
All Star’ sudah terkumpul 13 peserta. Berikut beberapa peserta yang berhasil
aku kumpulkan baik itu dikirim melalui group maupun japri (jalur pribadi).
(Catatan: beberapa kata aku perbaiki tanpa merubah arti/maksud
si penulis dalam menyampaikan kisahnya, terutama terkait ejaan. Hal ini aku
lakukan hanya untuk memudahkan dalam pembacaan)
1.
Sugeng # Angkatan 21 # Ibu # karena beliau
telah mengandung, melahirkan, dan merawat ku sejak dalam kandungan hingga aku
menjadi besar, orang rela susah demi anaknya, yang selalu mendoakan anaknya
mencapai kesuksesan tanpa mengharap balas jasa, kasihnya sepanjang masa dan tak
tergantikan, ada surga di rumahmu, yaitu IBU.
2.
A. witantra # Angkatan 21 # Ayah-Ibu # tiada yang lebih
berjasa dalam hidup seorang A. witantra selain ayah-ibunya, seandainya diizinkan
seorang manusia bersujud kepada manusia lainnya…..maka saat itu juga ku
bersujud kepadamu ayah-ibu.
3.
Nurima # Angkatan 21 # Kinar-anakku #menantinya untuk hadir dalam
kehidupanku butuh waktu…. Menyambutnya pun penuh perjuangan hingga 18 jam
merasakan sakit yang luar biasa, dari anakku saya bisa belajar apa itu sabar,
membagi waktu, belajar…. dan dari anakku juga akhirnya saya mengerti apa yang
namanya cinta tak mengharap balasan, karena cinta seorang ibu akan selalu
terbit dari sudut manapun…… Terima kasih anakku.
4. Intan Pratita # Angkatan 28 # Nuh Fadlila Handareka Putra # Kedua orang tua
beserta keluarga besarku adalah pahlawan sejati dalam hidupku. Mereka satu
kesatuan tak terpisahkan yang siap membelaku digarda terdepan acap kali masalah
menimpaku. Undebatable. Mereka jamak,
jadi tidak kupilih untuk kali ini. Pun Rasulullah juga orang pertama yg
senantiasa disebut sepanjang nafas beribadah. Absolutely. Tapi kalo ini izinkan saya memilih seorang untuk menjadi pahlawan dalam hidup saya.
Entah karena ini kesempatan terakhir atau karena saya baru punya kesempatan
untuk menyatakannya. Setiap orang berhak untuk menjadi pahlawan. Pun seorang
kakak bagi adiknya, seorang kawan untuk sahabatnya, atau seseorang yang bukan
siapa-siapa untuk orang yang dikasihinya.
Seseorang
yang berharga barang tentu selalu diingat. Begitu halnya Nuh bagiku. Kesadaran
itu seringkali datang saat keadaan sudah berbeda. Ternyata selama ini Nuh
adalah orang yang paling kuandalkan. Orang yang namanya kusebut kali pertama
saat aku senang, dan orang pertama yang kucari tiap kali aku menghadapi
kesulitan. Dia bagaikan aktor serba bisa dalam ceritaku selama ini. Dan tidak
hanya padaku namun juga keluarga dan teman-temanku. Dia orang yang bisa
kuandalkan. Hal itu datang bukan tanpa alasan.
Dia
seseorang yang berwawasan luas. Mengenalkanku pada banyak hal dan mengantarku
melihat sekitar dari sudut pandang yang lain. Dari cerita nabi-nabi, majapahit,
sampai wolverine sekalipun ia mampu
mengantarku untuk memetik pelajaran dari mereka.
Dia
orang yang mengenalkan padaku bahwa hidup tak hanya dibalik bangku. Ia yang
mengajakku melihat lebih dekat merupakan pembelajaran kehidupan terbaik, dengan
nongkrong di terminal, di stasiun, atau sekadar menyeberang selat untuk melihat
kehidupan orang-orang di pulau seberang. Dia orang tanpa banyak kata. Afeksi
terbaik adalah perilakunya.
Sering
kali saat aku memerlukan sesuatu dia adalah orang yang rela memberikan apa yang
dia miliki, bahkan jika ia sedang memerlukannya. Suatu hari laptop saya
mengalami kerusakan dalam waktu yang cukup lama. Ia bersedia meminjamkan
laptopnya untukku dengan alasan ia ada dua laptop. Aku lupa bahwa ia tengah
tugas akhir. Dan selama waktu itu dia menyimpan kesusahannya sendiri untuk
dapat menyelesaikan kewajibannya tanpa mengeluh padaku, demi aku bisa
menyelesaikan laporan yang kukerjakan dalam waktu yang cukup lama juga....
sekarang aku tengah menghadapi tugas akhir. Baru kusadari betapa ia menanggung
kepayahan saat itu gara-gara aku.
Dia
orang yang memiliki banyak keterampilan. Termasuk desain pakaian. Dan dia
adalah orang yang bersedia membantu ibuku dan aku untuk itu. Ditengah tugasnya
sendiri yang menumpuk bahkan ia bersedia mencarikan konveksi untuk ibuku.
Ketulusan seseorang dapat dirasakan, bukan didengarkan oleh telinga. Dan itulah
yang aku dan ibuku rasakan atas bantuan darinya. Dia orang yang rela memasang
badan untukku.
Suatu
hari kami pernah pergi keluar bersama, hingga di rumah kami ditegur oleh kedua
orang tua ku, kami ditegur atas kesalahanku. Ditengah rasa takut dan bersalahku
ia bersedia menjelaskan kepada orang tua ku meskipun akhirnya ia juga ditegur
habis-habisan. Kukira semua akan berhenti saat itu, nyatanya tidak. Ia orang
yang senantiasa memperbaiki diri, tetap bersedia menjalin silaturahim dengan
keluargaku. Dan sampai kemarin dia orang yg mengingatkanku untuk tidak
melakukan kesalahan yg sama.
Dia
orang yang menuntunku untuk senantiasa belajar dari kesalahan dan memperbaiki
diri. Tidak menyimpan dendam dan tetap berterus terang. Selebihnya... masih
banyak cerita-cerita lain tentang kesusahan yang kuhadapi dan bantuan darinya.
Setidaknya itulah beberapa alasan kenapa ia pantas kusebut sebagai pahlawan
dalam hidupku.
Terimakasih
Mas Nuh. Jangan marah lagi. Tuhan memberkatimu.
5.
Asrofi Huda # Angkatan 19 # masku # gegara masku aku
sekolah smada, gegara masku aku melu pramuka, gegara masku aku kenal mas dedi,
mas andi, mas sahril, mas yusna, mas yuniar, mba atul, mba mimin, mba dian, mba
pritut dan banyak hal dari masku dan beliau-beliaunya ndadekno aku sing saiki,
tahu sendiri kan kak kualitas beliau-beliaunya bagaimana, kadang sering aku
merasa lebih nyaman duduk ngobrol dengan beliaunya dibanding dengan angkatanku
sendiri, ngobrolnya nggak pake mikir, semisal dalam film naruto saya
mengumpamakan hubungan kami seperti uchiha itachi dengan uchiha sasuke, masku
sayang banget nang adike.
6. Ika Mawar # Angkatan 23 # Muhammad SAW # engkaulah pahlawan kami, junjungan kami, nabi
kami, Rosul kami, yang telah membawa risalah Islam yg mulia... membawa dari
jaman jahiliyah menuju jaman terang benderang... Ya Rosul engkaulah sebenar-benarnya
pahlawan untuk kaum Muslim di muka bumi ini, syafa’atmu akan kami rindukan di
hari akhir nanti... sholawat serta salam selalu kami lantunkan karena kami
merindukanmu ya Rosul... Allohumma sholi 'ala Muhammad.
7. Rina # Angkatan 23 # suamiku # dia yg bertanggungjawab atas kebutuhan lahir
maupun batin istri dan anaknya, hal tersebutlah yang mengharuskannya untuk
terus bertahan dan tak mengeluh... Dia yang berusaha membahagiakan keluarga
kecilnya, sekaligus ibu kandungnya... Love ❤
(Dan untukmu para istri, saksikanlah bahwa mereka itu adalah suamimu, pahlawan
keluargamu) nuhun.
8. Mariatul # Angkatan 17 # Ayahku # karena ayahku adalah inspirasi semangat
hidupku. Usia 6 tahun beliau sudah yatim piatu, sekolah pun harus biaya sendiri
mencari kayu dihutan dan qodarullah tidak lulus SMP karena musibah, namun
beliau terus berjuang untuk masa depannya. Ayah adalah pekerja keras, bangkit
dari kemiskinan dan menjadi pedagang yang ulet, alhamdulillah bisa
menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus S1. Ayah yang mengenalkan dan
mengajariku berbisnis sejak kecil, ayah yang memfasilitasi aku dengan segala
kemudahan, mengenalkan aku dengan banyak tempat menyenangkan di Indonesia. Ayah
yang mengajari aku agama, kejujuran dan ketegasan dalam hidup. Beliau
pahlawanku...
9. Shelvi # Angkatan 24 # Suami # karena ketika seluruh dunia seakan tidak lagi
ramah padaku, dia yang selalu ada dalam suka dan dukaku, bahunya yang selalu
ada untuk tangis dan tawaku, tangannya yang tak pernah lelah menghapus air
mataku. Terimakasih suamiku untuk smuanya.
10. Mahdina # Angkatan 22 # Ibu # dunia terasa hampa tanpa hadirmu, semua bisa jadi
berwarna karena senyum mu, hangat karena sambutmu, karenamu aku belajar banyak
hal dalam hidup, ibuku selalu jadi penenang hatiku, yang tak pernah menuntutku,
selalu memberi harapan untuk terus melangkah, yang selalu bisa menerima segala
kekurangan dan kekhilafan dalam setiap langkahku, karena ibu adalah alasan
untuk aku terus berjuang mengarungi hidup, beliau selalu ada di tiap doa dan
harapanku, bahunya selalu ada di tiap suka dukaku, selalu menjadi sahabat yang
setia, mengarahkan jika aku salah tapi tak pernah menyalahkan. Ibu.. kaulah
pahlawan hidupku.
11. Angga # Angkatan 27 # Jendral Soedirman # karena dengan semangat agama beliau cucurkan
keringat dan darah dalam membela negaranya, dia tahu jihad ini bukan untuk diri
pribadinya maka ia ajak anak bangsa yang lain untuk berjuang. Berdiri dia
berjuang, terbaring sakit, ditandu, dia berjuang, dan syahid menjadi akhir
hidupnya.
12. Novita # Angkatan 19 # pahlawan hidupku
adalah suamiku # ya mungkin saat
ini itu yang terfikir dalam benakku.... kita menikah 4.5 tahun yang lalu.. setahun
menikah dimana mungkin kebanyakan pasangan yang lain sedang berbahagia namun tidak
dengan hidup kita terjadi pendarahan hebat dimataku yang menyebabkan aku buta tidak
bisa baca tulis, tidak bisa melihat orang, aku memintanya untuk menikah lagi
karena waktu itu kita belum punya anak dan aku memutuskan untuk pulang ke orang
tua dan berhenti bekerja. Namun dia menolak, dia malah menguatkan ku dan
membantuku belajar huruf braile, dia bilang kalo aku masih bisa jadi peneliti dengan
tetap menulis dalam huruf braile, dia membantuku untuk menghitung tangga,
mengenali tempat dan suara orang-orang di sekitar. Mungkin kita gak akan pernah
menyadari pentingnya itu semua saat kita dalam kondisi sehat...dan sekarang
sesudah kita punya anak dia masih terus membantuku... aku tidak bisa memotong
kuku jari anakku karena jarinya yang masih kecil dengan kondisi mata yang
seperti ini, dia lah yang selalu memotong kukunya dari anakku bayi sampe
sekarang 2 tahun lebih... suamiku adalah pahlawanku... Ivan Hermansyah.
13. Afandi # Angkatan 25 # Imam Nurjaman # ia yang mengajari kehidupan melalui makanan
bahwa jangan gengsi, kalo ngga ngisi energi gimana kita bisa nolong sesama?
naik gunung mengajari kebersahajaan, menahan ego diri dan nelihat sisi asli
manusia, tower pala bahwa hidup harus diperjuangkan meski hidupmu hanya
bergantung pada tangan dan seutas tali (ia pernah hampir jatuh dari atas tower
kalo ngga pegangan carmentel kuat-kuat dan mengorbankan tangan kirinya untuk
lecet, dijamin jatuh) siswa kurang berprestasi secara akademis namun bisa masuk
PMDK, SM3T, dan sekarang masih PPG di bandung, dan dari ia pula saya belajar
bahwa *takdir tunduk dibawah usaha gigih*
Ketiga
belas narasi yang masuk, ketiga belasnya membuatku begitu bimbang dalam
menentukan pilihan. Narasi yang dikirimkan peserta memiliki keunikannya
sendiri-sendiri dengan ciri khas penulisnya. Dengan membaca narasinya saja,
kita dibawa melihat gambaran siapa dirinya, bagaimana dia mengekspresikan
dirinya. Namun begitu, aku harus tetap menentukan pilihan 3 besar menurut
kacamataku. Meskipun dalam menentukan pilihan tersebut aku meminta pertimbangan
dan masukan dari ‘sang peran dibalik layar’.
Dan beberapa cerita diatas yang
dikirim, banyak yang menonjolkan sisi inspirasi….. ayah, ibu, dan teman yang
menginspirasi bukan yang berani berkorban.
Namun
aku kurang sependapat dengan statement itu. Buat aku seorang pahlawan apalagi
dalam hal ini lebih bersifat pribadi seseorang atau bukan bersifat global,
justru sosok pahlawan itu bukan hanya seorang pejuang yang gagah berani dan
berani berkorban. Namun juga orang yang banyak memberikan inspirasi itu yang
menjadikan dia pahlawan. Terlepas dari definisi apa itu pahlawan dan kaitannya
dengan tema Pahlawan, ada hal lain juga yang menurut aku, ini sangatlah penting
yaitu terkait kriteria penilaian. Kembali lagi ‘sang peran dibalik layar’ berpesan,
Penilaian bukan berdasarkan
subyektivitas, walaupun kita tidak bisa menghindari subyektivitas. Tapi
setidaknya penilaian ini untuk menghindari ketidak-obyektivitas-an. Sang
penulis telah menunjukkan jiwanya dengan sebaik-baiknya sehingga yang menjadi
pemenang tentunya telah kita sepakati bahwa kita bisa menyelami jiwa
masing-masing pemenangnya. Artinya ketika kita membaca kisah-kisah yang jadi
pemenang, kita tahu dan sadar mereka pemenangnya. karena kita dapat merasakan
jiwanya dan tentunya menginsirasi kita.
Dengan
berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk memilih 3 besar
yang menurut aku bagus, menarik dan yang bisa menyentuh jiwanya.
Juara 3 dimenangkan oleh Afandi dari angkatan
25
Dalam
kuis ini, Afandi menjadikan Iman Nurjaman sebagai contoh Pahlawan Dalam
Hidupnya. Dari tulisan yang dia buat aku menangkap Imam adalah salah satu
muridnya yang dulu pernah bersekolah di SMUN 2 Nganjuk dan kini, posisi dia
sedang kuliah di Bandung, sibuk menyelesaikan PPG nya. Hal yang membuat aku
salut, Afandi sang guru tak segan-segan menjadikan muridnya, Imam sebagai sosok
pahlawannya, secara hal ini sangat jarang dilakukan. Biasanya hal yang sering
terjadi, para murid menjadikan guru mereka sebagi pahlawan atau tauladannya.
Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil oleh Afandi terkait Imam, memang
bukan hal-hal yang besar namun hal itu sangat riil dan sering terjadi di kehidupan
sehari-hari kita, yang tanpa kita sadari, orang atau peristiwa itu mampu
menginspirasi kita.
Juara 2 dimenangkan oleh Intan Pratita dari angkatan 28
Intan, dalam kuis ini menjadikan Nuh
Fadlila Handareka Putra, seorang seniornya di SSEC SMUN 2 Nganjuk sebagai sosok
pahlawan dalam hidupnya. Satu hal yang membuat aku tertarik, Intan mampu
mendeskripsikan sosok pahlawannya tersebut dengan kemasan yang sangat menarik
tanpa mengesampingkan sosok Nabi Muhammad SAW dan orang tua nya yang seharusnya
dijadikan sosok pahlawan juga dalam hidupnya. Intan mampu menguraikan, mampu
menarasikan kisahnya meskipun dengan panjang lebar namun dia bisa membuat
pembaca tidak bosan dan jenuh untuk menyelesaikan bacaannya. Buat aku Intan
adalah seorang penulis muda yang berbakat, dan aku berharap dia terus mengasah
kemampuan menulisnya itu sampai kapanpun. Dan aku seharusnya banyak belajar
menulis juga dari dia.
Dan… Juara 1 dimenangkan oleh Novita dari angkatan 19
Novita mengirimkan tulisannya, di
jam-jam terakhir penutupan batas kuis. Awalnya aku kurang menyadari apa yang
tengah dia usung dalam tulisannya. karena seperti biasa, aku kumpulkan semua
dulu tulisan-tulisan peserta, sampai nanti aku mendapatkan waktu senggang untuk
mencerna tulisan-tulisan tersebut. Berawal dari japri nya Af yang membantu mengirimkan
tulisan tersebut. Dengan bodohnya aku, dan tanpa aku baca dulu isi yang tengah
dipaparkan Novi, dan yang aku lihat hanya nama atau siapa yang mengikuti lomba
tersebut. “da (Af)…. novi kan nggak ikut All Star… aku nggak bisa memasukkannya
jadi peserta. Nanti takutnya anggota All Star yang lain pada protes.”
Tiba-tiba pesan lain dari ‘sang peran
dibalik layar’ masuk,
kalau yang ini kayake bener-bener
kayak pahlawan. kalo yang menjadikan ibu sebagai pahlawan dengan deskripsi
diatas kayake dah umum…..dan kita pasti setuju sangat….tapi kalo yang lain dari
yang lain kayake yang tak pilih nomor satu itu.
Itu masukan saja….. kalau keputusan
akhir kan ditangan pean.
O..O..O..O..O……wow wow…. aku merasa
seperti ketinggalan episode untuk film aku sendiri. Dari tadi aku disibukkan
dengan chat sana sini yang sampai akhirnya aku sedikit mengabaikan tulisan yang
dikirim Novi. Dan akhirnya, kuluangkan waktuku untuk mencernanya. Wow…it’s
amazing….this is the riil. Betul-betul keren banget ini. Ini sangat menyentuh
banget. Bahkan seketika aku merasa hadiah yang aku buat untuk kuis ini
sangatlah tidak pantas untuk menghargai kisahnya. Terlalu kecil untuk ukuran
tulisannya.
Yang
menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana Novi melakukan itu semua termasuk
menuliskan kisahnya dalam bentuk WhatsApp. Pada pukul sekitar 22.00, akhirnya
aku tanyakan semua itu pada Af dan aku puas medapatkan jawabannya. Lalu aku
menyarankan Af, “Da (Af)… boleh saran nggak… sementara masukin ke Group All
Star aja dulu Novi… trus dia suruh kirim sendiri ke All Star… Inspiratif banget
lho. Batas waktu kan jam 12 malam nanti. Eh... tapi ya udah nggak usah lah da…
mana tau dah tidur… kasian dia”. Aku pun merasa serba salah jadinya. Dan
ternyata, aku mendapatkan kejutan yang memuaskan, “Mbak, areke wes tak lebokno
All Star, gelem”. Yess..... aku senang dengan keputusan Novi.
Akhirnya
di SSEC All Star, Novi berkenalan dengan teman-teman group, dan kemudian memposting
tulisannya. Tak kukira juga, respon dari anggota group begitu luar biasa.
“SubhanaAllah, mba Churma iki juara sijine ya,” pesan Sugeng di salah satu chat
nya. Begitu juga dengan Intan, “Mbak… usul… ini juara satunya ya…”. Dan dibalas
dengan Sugeng, “Ora usah usul, wes kudu juara siji, nek ora mengko tak juara ne
dewe”. Beberapa chat dari teman-teman lain kemudian berdatangan terkait
pertanyaan-pertanyaan seputar kondisinya. Dukungan-dukungan banyak berdatangan,
yang membuatku sangat terharu. Aku bersyukur tidak sampai melewatkan tulisan
Novi.
Dan
tanpa berfikir panjang akhirnya aku memutuskan Novi lah yang menjadi Juara 1
nya yang akan aku umumkan di keesokan harinya.
Sekali
lagi, selamat ya pada para pemenang kuis Hari Pahlawan di Group WhatsApp ‘SSEC All
Star’. Kalian sangat banyak menginspirasi teman-teman lain di group. Kalian
mampu membuat aku dan ‘sang peran dibalik layar’ terhenyak dan terpaku. Sangat
inspiratif.
Aku
bersyukur, akhirnya selesai juga aku mengumumkan siapa-siapa yang jadi
pemenangnya. Kembali lagi, bukan SSEC All Star namanya jika kita tidak dibuat
pusing. Adegan memasukkan nomor hp sangat membingungkanku dengan hadirnya mas
Ali dan mas Dedy yang selalu buat kisruh sampai ada yang menyarankanku untuk
japri saja. Banyak nomor-nomor hoax bermunculan membuat aku harus over selektif
memilah mana hoax dan mana yang asli. tapi so far… semua berjalan lancar tanpa
ada halangan yang berarti, dan kuis untuk group ‘SSEC All Star’ aku nyatakan
selesai.
**************
SSEC Angkatan 18
Seperti
yang sudah aku ceritakan sebelumnya, selain di group ‘SSEC All Star’ aku juga
buat kuis yang serupa di group ‘SSEC 18’. Berbeda dengan SSEC All Star, respon
yang kudapat cenderung lebih tenang, dan aku tidak dibuat pusing dengan
oknum-oknum jahil. Mungkin sebagian besar anggota group agak sedikit dibuat
bingung dengan postingan kuisku, apalagi bagi teman-teman yang tidak ikut bergabung
di group ‘SSEC All Star’. Tak heran, karena ini adalah kali pertamanya diadakan
kuis di group ‘SSEC 18’. Mungkin sebagian teman tidak percaya akan adanya kuis
tersebut. Pernah sekali ‘SSEC 18’ mendapatkan giliran menjadi panitia kuis yang
diadakan di group ‘SSEC All Star’ pada bulan April 2017 lalu, dan pada saat itu
kami mengusung tema Lomba Foto ‘Aku Cinta Pramuka’.
Satu…
dua… tiga... postingan terkait keikutsertaan kuis mulai bermunculan. Sampai
tengah malam, ada 1 postingan yang dikirim anik pada pukul 23.43 (waktu
Indonesia Bagian Hp ku). Dengan postingan dari anik, aku menyimpulkan bahwa
kuis sudah ditutup dengan pengumuman di keesokan harinya.
Berkacalah pada
sejarah yang telah terukir indah dan berhentilah menatap masa depan dengan mata
yang buta
Selamat Hari
Pahlawan
Pesan
singkatku itu aku kirimkan di keesokan paginya bertepatan tanggal 10 November,
menjelang pengumuman pemenang kuis. Berharap mendapatkan respon yang positif,
tapi malah dibully. “sek… sek… ketoe churma ki lagi kesurupan paling, kaet
wingi kok nyleneh”, respon Mimbar saat membaca postinganku. Dan lilik
menanggapi “menengo mbar, oleh pulsa 100 mari ngene”. Aku Cuma ketawa-tawa
membaca respon mereka.
Kemudian
aku posting ulang siapa-siapa yang mengikuti kuis bertemakan Pahlawan ini yang
berjumlah 6 peserta. Dan sedikit terkait perubahan hadiah, yang mana semua
peserta yang ikut akan mendapatkan pulsa 10rb. Aku berfikir, sudah tak ada lagi
mungkin teman yang ingin mengirimkan tulisannya. Namun ternyata Mba wi (Dwi
wahyuni) mengatakan, “aku lagi arep melu nyusul oleh ra ma… wingi ngantuk e… wes
tak nulis ae ya dibiji ora gak popo ya… ”. Mmmmm….. sulit rasanya menolak
permintaan seorang teman apalagi di saat dia mendapatkan inspirasinya untuk
menulis. ‘Batas waktu’ jangan sampai membatasi kita untuk tidak melakukan
sesuatu yang berharga, padahal sebenarnya bisa saja kita mendapatkan sesuatu
yang berharga itu dari ‘batas waktu’ yang ditiadakan.
Oke…
demi kalian guys… aku tunggu postingannya lagi ya. Dan ternyata Surtiningrum
juga berkomentar, “Aku nyusul nak no…”. Haha… lucu kalian. Kemudian Mamik pun
juga menyusulkan postingannya terkait Muhammad Rosul Allah. Dan ternyata masih
muncul 1 lagi postingan yang dikirim oleh tyas pada pukul 13.13. Satu hal yang
membuat aku terhenyak adalah komentar terakhir yang diposting tyas, “aku mbrebes
mili moco tulisanku dewe… ora menang ora opo-opo mbak chur… aku sadar batas
waktu e wes telas…”.
Terkait
kata ‘mbrebes mili atau menangis sendiri tanpa disadari saat menuliskan sosok
pahlawan dalam hidupnya, ternyata tidak hanya dilakukan oleh tyas saja, Surtiningrum
dan juga Rina dan Shelvi di group ‘SSEC All Star’ juga melakukan hal yang sama
terhadap pahlawan hidupnya. Dan mungkin teman-teman lainnya yang tidak kuketahui
saat menuliskan postingannya. Hal itu yang membuat aku bangga memiliki
teman-teman seperti kalian yang masih saja memiliki hati selembut sutra. Bukan
berarti cengeng, namun yang membuat aku terharu kalian semua mampu menuliskan
sesuatu dengan perasaan yang dalam sehingga pembaca pun akhirnya ikut merasakan
apa yang sedang kalian rasakan. Bahagia aku mengenal kalian.
Dan
dengan berakhirnya postingan tyas, kuis bertemakan Pahlawan yang aku adakan di
group ‘SSEC 18’ aku nyatakan ditutup. Tulisan yang masuk akhirnya bertambah
menjadi 10 postingan, dan berikut beberapa nama peserta dan sosok pahlawan yang
menjadi inspirasinya,
(sekali lagi Catatan: beberapa kata aku perbaiki tanpa merubah
arti/maksud si penulis dalam menyampaikan kisahnya, terutama terkait ejaan. Hal
ini aku lakukan hanya untuk memudahkan dalam pembacaan)
1. Lilik # Angkatan 18 # mak'e sama pak 'e # pahlawan ku sepanjang masa, berkat kerja keras
dan doa mereka, saya bisa seperti sekarang ini.. jasa beliau tak bisa diukur dengan
apapun dan tak kan pernah bisa aku balas sampe kapanpun. Love you mak'e pak 'e.
2. Naning # Angkatan 18 # Kak Andrik Jatmiko # Alasan saya kak Andrik sudah
menginspirasi beberapa hal dalam hidup
saya :1. untuk menjadi baik tidak harus diterima dan disenangi oleh orang-orang
di sekitar kita. 2. Sebagai orang kecil (junior) kita harus berani membela diri
(membentak senior atau penguasa) jika kita punya dasar yg jelas. 3. Diakui
ataupun tidak, kita harus tetap berkarya. *save kak Andrik.
3. Laili # Angkatan18 # Pahlawanku Hp Android
# lewat android iso vc serasa ketemu
langsung karo pak e, mbok e, anak e, mbak e, mas e, adik e, koncone, mantan e
(ra nduwe deng) sak wayah-wayah bahkan iso ndelok wajah, iso gae golek duit,
belajar masak, macak, ngaji, matematika, kesehatan, sampe nonton pilem, dll sak
wayah-wayah (selagi paketan e full). Pas laper tapi mager tinggal mainkan
jempol, cling go-food nganter, dll kesel ngetik.
4. Mimbar # Angkatan 18 # wong tuoku # wes ngopeni aku kaet neng njero weteng sampek
sak umur uripe.
5. Wiwin # Angkatan 18 # bapak lan ibu ku # Beliau yang membimbing dan mendidik ku mulai
dari kecil hingga aku lemu.. Golek duit
di rewangi mblantik sepeda lan dodol sego pecel kanggo nyekolahne aku... Mergo bapak ku pesen.. Pak e mung iso nyangoni ilmu, ilmu iso di gawe golek koyo.. Pak e ora iso meneh warisan opo-opo.. Sekolah o sing pinter ben mulyo urip mu.
6. Anik # Angkatan 18 # keluargaku # selalu ada saat aku butuhkan, selalu support
apa yang ku perjuangkan, selalu menerima saat aku ada kekurangan, pengobar
semangat dan pengisi jiwa dalam duka lara, suka cita.
7. Dwi Wahyuni # Angkatan 18 # mas Imam # Imam keluarga yang asli seasli aslinya bernama Imam. wwkkw…… Tampilannya
sederhana sesederhana pemikirannya. dari mas yang 1 ini semua jadi terlihat
begitu mudah & indah. Sabar yang dulu jauh sekarang mendekat tanpa disuruh.
Syukur yang dulu kadang maju mundur sekarang maju aja meski kadang kurang
cantik jalannya. Tidak mau jadi tempat bergantung, tapi mengajak bergandengan
tangan saling menguatkan. Tidak hanya menyeka airmata kala terjatuh tapi
mengajak berdiri bersama menghadapi yang ada. Penyejuk mata penghilang lara.
8. Ningrum # Angkatan 18 # Mbahku # walau beliau sudah meninggal, tapi jasa-jasanya
selalu ku ingat dalam hati ini. Dari kecil selalu merawat dan menyayangiku,
selalu memberikan apapun yang aku mau. Sayangnya sebelum aku bisa membalas semua
kebaikanmu, engkau telah pergi jauh dari dunia ini. Engakaulah pahlawan berjasa
bagiku.
9. Mamik # Angkatan 18 # Muhammad Rosul Allah
# Sedih melihat kau sekarang dinodai, dengan
karikatur tak senonoh, menunjukkan kejahilan orang terhadapmu.. Sedih, melihat
kondisi umatmu yang tak lagi punya pengayom, tercerai berai dalam beragam
madzab, terkotak dalam keniscayaan sebuah perbedaan, mengalir air mataku kala
sejumlah ulama yang konon pewarismu menjadi tumbal keganasan politik adu
domba.. Duhai penambat hati yang lerai, satukan kami lagi dalam rengkuhan
keagunganmu, Pahlawanku, mungkin kau akan menangis melihat umatmu sekarang..
menjalani hidup yang kian sulit.. Yang kaya makin kaya, nan brutal. Yang miskin
makin miskin, miskin papa.
Kami
sadar wahai pahlawanku, kami hidup di akhir zaman yang telah kau kabarkan
beribu tahun yang lalu, menggenggam NUR Islammu bagai menggenggam bara, semakin
ku genggam, semakin menggosongkan telapak tanganku. Tapi ujarmu, aku tetap
harus menggengammu biar selamat diujung sirot Tuhanmu. Duuhh pahlawanku,
malunya diriku menyebut namamu, dengan sedikit aksi nyata menyeru umatmu agar
berpegang erat dengan Islammu..
Terakhir,
Harapan yang sangat untukmu, berilah sedikit *syafaat*mu kelak dihari tanpa ada
naungan selain naungan Kekasihmu Yang Agung, Naungilah diriku, suamiku, orang
tuaku, anak-anak cucuku kelak, sahabat-sahabatku di pramuka ini dan umat Islam
di se-antero dunia. Amiinnn...
10.
Tyas # Angkatan 18 # Adam & Arfa # pahlawanku
suk mben nang akherat.. InsyaAllah saiki nyicil donga aku.. cm anak sholeh &
sholehah yang bisa ngatrol pak mbok.e masuk syurga.. selain amal jariyah &
ilmu manfaat.. muga-muga Adam & Arfa tidak pernah putus mendoakan pak
mbok.e... *Aamiiiiiinnn*.
Sama seperti di
‘SSEC All Star’, tulisan-tulisan yang sudah dikirimkan teman-temanku membuat
aku bingung untuk menentukan pilihan. Dengan beberapa pertimbangan yang aku
kaitkan dengan tema yang diusung, bagaimana caranya aku bisa menyelami jiwanya,
merasakan hatinya, dan sempat juga aku mempertimbangkannya dengan ‘sang peran
dibalik layar’, meskipun terjadi perbedaan pendapat, akhirnya aku memutuskan,
Juara 3 dimenangkan oleh Wiwin dari Angkatan 18
Wiwin
menjadikan bapak dan ibu nya sebagai sosok pahlawan dalam hidupnya. Sosok
perjuangan sang bapak yang berusaha keras menyekolahkan sang anak demi
cita-cita. Jika kita tak mampu membekali anak dengan harta (dan itu juga bukan
hal yang paling utama), dengan Ilmu lah bekal kemandirian anak dibawakan.
Dengan Ilmu, kita bisa menggenggam dunia, dan dengan ilmu juga yang membuat kita
menjadi Mulia. Bahasa yang digunakan wiwin sangat sederhana, bahasa sehari-hari
yang biasa digunakan dan mudah dipahami, cerita yang dibawakannya pun sangat
riil dan dekat dengan apa yang biasa kita dengar di kehidupan sehari-hari,
namun bisa memberikan pesan yang mendalam bagi pembacanya.
Juara 2 dimenangkan oleh Naning dari Angkatan 18
Sedangkan
Naning menjadikan mas Andrik Jatmiko, salah satu senior angkatan 17 SSEC Smada
Sout menjadi pahlawan hidupnya. Naning menjadikan sosok mas Andrik menjadi
sosok yang berbeda dengan kakak-kakak lainnya di angkatan 17 tanpa harus
membandingkannya dengan yang lain. Mas Andrik dijadikan sosok inspiratif karena
cara pandangnya yang unik. Cara berfikir yang tidak harus sama dengan orang
lain dan selama itu tidak salah, menurut aku ya masih sah-sah saja.
Masing-masing orang punya caranya sendiri-sendiri dalam menghadapi segala hal
yang terjadi di dunia ini. Begitu aku menangkapnya.
Dan.... Juara 1 dimenangkan oleh Mamik dari Angkatan
18
Mamik,
aku menjadikannya juara 1 dalam kuis ku kali ini karena selain sosok yang
memang seharusnya dijadikan Inspirasi bagi seluruh umat Muslim di dunia ini, yaitu
Muhammad SAW, juga karena alasan yang dipaparkan dalam tulisannya. Begitu aku
membaca postingannya, aku dibuat serasa sedang dalam kondisi berdoa, dengan
segala sesal yang telah aku perbuat, dan membuat aku merasa menjadi manusia
yang tidak ada apa-apanya di dunia ini. dan seharusnya seperti itulah aku.
Mamik menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
pembaca, dengan caranya yang santun dan bersahaja. Entahlah.... setelah aku
membaca postingannya, aku langsung mengatakan dia lah sang juara 1 nya untuk
kuis ku kali ini. Dan aku bersyukur untuk tidak memikirkan ‘batas waktu’ yang
telah aku sepakati sendiri. Andai saja, aku masih bersikukuh dengan ‘batas
waktu’ itu, mungkin aku tak akan pernah bisa mendapatkan postingan yang sangat
mengharu biru ini dari Mamik.
Dan akhirnya.....Selamat ya pada para pemenang dan terima kasih banyak buat
teman-teman ‘SSEC 18’ yang telah ikut membagikan sosok pahlawan dalam hidup
kalian. Kalian tak kalah inspiratifnya dengan peserta yang ada di group ‘SSEC All
Star’. Aku bangga punya teman-teman pramuka angkatan 18 yang banyak memberikan
inspirasi buat aku. Jayalah terus…teruslah berkarya walau usia semakin menua.
Maaf,
kiriman pulsa nya agak lama aku mengirimkannya, bahkan sang penjual sempat
kehabisan saldo, sehingga beberapa nomor terpaksa ke pending untuk
pengisiannya. Dan sejujurnya, sempat aku lupakan dulu terkait pengiriman hadiah
ini, hanya sekedar ingin jalan-jalan ke Mall. hehe....
***********
Bani Harun
Ini
kali pertamanya juga diadakan kuis di group keluarga besar aku. Tak heran jika
respon dan antusias anggota di group ‘Bani Harun’ lah yang paling tidak
bersemangat menanggapi kuisku ini. Karena sebelumnya tak pernah diadakan lomba/even/atau
apapun bentuknya, apalagi kepanitiaan tertentu. Mau nya mereka, nggak perlu
bikin kuis, langsung saja bagi-bagi pulsanya. hahaha.... mana ada yang gratis
di dunia ini guys.... Postingan pertama peserta pun terkesan masih ogah-ogahan,
hanya terkesan formalitas untuk mendapatkan pulsa gratis. Bahkan anggota lain
sampai ada yang bingung bagaimana cara menuliskannya. Akhirnya aku berikan
salah satu contoh yang aku copas dari group ‘SSEC 18’ dan barulah mereka bisa memahaminya.
Memang anggota group keluargaku ini tidak banyak, jadi postingan yang masuk pun
juga hanya terkumpul 4, berikut beberapa postingan dari mereka.
1.
Nurul # Usia 45 tahun # Mbah Putri # alasannya, beliau telah merawatku
sejak kecil, mencurahkan tenaga dan waktunya untuk ku, mengajariku hidup yang
sederhana, dan berusaha mencarikan jodoh yang terbaik untukku, doanya yang
terbaik hanya untuk ku, sehingga aku bisa hidup seperti sekarang ini, toh aku juga
gak melupakan ortuku, karena tanpa beliau aku gak ada di dunia ini, doanya juga
selalu untukku.
2.
Nikmah # Usia 32 tahun #Mbak Anis # karena beliau inspirasiku, mengajariku
untuk bekerja keras dan tangguh dalam menghadapi kerasnya hidup, tetap hidup
sederhana sekalipun berada.
3.
Anshori # Usia 38 tahun # pak e # alasannya karena beliau telah mengajariku
menghadapi kehidupan dan bekerja keras dan arti sebuah tanggung jawab.
4.
Anis # Usia 44 tahun # Ibuk # alasannya dia telah mengandung, melahirkan, membesarkan
ku hingga seperti ini. Mendidik hidup mandiri, walaupun rintangan menghadang, dihadapkan
pada bapak yang sedang sakit, paklek dowi kuliah, mbak nurul kuliah. Dia tetep
tegar, sehingga aku sebagai anak tidak tega melihatnya, hingga aku memutuskan untuk
tidak kuliah. Aku harus kerja keras membantu ibuk, dan alhamdulillah mas (suamiku)
mengerti tentang kondisi saya. Dia menyadari semua itu hingga kamu churma bisa
kuliah dijakarta.... adoh..... akeh banget nek pingin ngomong.....makane
alasannya banyak.....
karena pesertanya
Cuma 4, aku akhirnya mengurutkannya menjadi 4 juara.
Juara 4 dimenangkan oleh Anshori (usia 38
tahun)
Anshori
adalah sepupuku. Dia menjadikan bapaknya sebagai sosok inspirasinya karena dia
melihat pengorbanan sang bapak dalam membesarkannya. Anshori adalah anak
pertama dari 5 bersaudara. Dengan belajar tanggung jawab yang diajarkan sang
bapak kepadanya, dia mampu mengayomi adik-adiknya, dan sekarang ini tanggung
jawabnya pada Istri dan anak-anaknya.
Juara 3 dimenangkan oleh Nikmah (usia 32
tahun)
Nikmah,
dia juga sepupu aku. Dia menjadikan mbak Anis (kakak aku) menjadi sosok
idolanya. Ya...mbak Anis memang sosok inspiratif bagi keluarga besar aku. Aku
sepakat dengan itu. Mbak Anis banyak mengajarkan banyak hal tentang apa arti
kerja keras yang sesungguhnya. Dengan ekonomi yang melimpah pun saat ini, mbak
Anis masih tetap saja dengan low profil nya dan masih tetap mengingat
saudara-saudara lainnya dan terus menjadi inspirasi. Mbak Anis banyak
mengajarkan ilmu berdagang pada Nikmah, dan dia sepertinya ingin mengikuti
jejaknya.
Juara 2 dimenangkan oleh Nurul (usia 45 tahun)
Nurul, adalah kakak kandung aku yang
pertama. Dia dari bayi dibesarkan oleh nenek aku yang tinggal di Tumpukan,
Madiun. Tak heran jika sosok pahlawan dalam hidupnya adalah Mbah Putri (nenek).
Mbah putri banyak mengajarkannya tentang hidup, sampai dia dewasa, menikah dan
memiliki anak. Toh tak lupa juga dia mengingat jasa orang tua kami karena dia
juga yang telah mencukupi segala kebutuhannya dan membiayai kuliahnya sampai
selesai.
Juara 1 dimenangkan oleh Anis (usia 44 tahun)
Anis, adalah
kakak kandung aku yang kedua, terpaut satu tahun usianya dengan kakakku yang
pertama. Karena kakakku yang pertama tinggal bersama nenek di Madiun, Mbak Anis
menjadikan dirinya sebagai anak pertama dalam keluarga aku. Sosok Ibu
menjadikan pahlawan dalam hidupnya, karena memang Ibu kami, secara aku pribadi
juga mengakui, adalah sosok Kartini dalam keluarga kami. Semangat dan kerja
kerasnya untuk menjadikan anak-anaknya menjadi manusia seutuhnya terus dia
lakukan bahkan sampai di usia senja ini. Saking kagumnya mbak Anis terhadap
sosok ibu, dia rela untuk menanggalkan rencana kuliahnya, karena saat itu ibu
kami masih harus membiayai kuliah paman (UM Malang) dan mbak Nurul (IAIN
Tulungagung). Mbak Anis akhirnya banting setir untuk bekerja di salah satu
showroom Honda dekat rumah untuk membantu ibu, karena saat itu kondisi bapak
juga lagi sakit. Dan... saat itu justru aku lagi asyik bermain-main duniaku, dengan
teman-teman aku, tanpa memikirkan urusan-urusan orang dewasa tersebut. Terlalu
memang aku.
Tak puas dengan
itu semua, mbak Anis lalu keluar dari showroom Honda dan memutuskan untuk
berdagang. Awalnya dia membuka tempat usaha di pasar, lama-lama usahanya semakin
besar, dan sekarang dia mampu membeli salah satu ruko dekat rumah kami untuk
dijadikan usaha toko baju. Disamping itu juga, usaha pupuknya di Gondang bersama
suami juga semakin menguras energinya. Dan saat ini bisnis kos-kosan sedang
digelutinya sembari tetap memegang usaha toko baju dan pupuknya.
Tanpa aku sadari
aku juga telah menguraikan siapa sosok pahlawan dalam hidup aku. Mbak Anis
adalah Ibu Junior, menurut aku. Ibu dan mbak Anis adalah dua sosok Kartini yang
menurut aku sangat mirip, sama-sama pekerja keras, sama-sama rela berkorban
demi kepentingan keluarganya, sama-sama sangat menginspirasi sekitarnya baik
saudara-saudara kami maupun tetangga sekitar. Di sela kesibukannya itu juga,
mereka berdua masih saja menyempatkan diri untuk selalu aktif di kegiatan
pengajian lingkungan, mengurusi anak-anak yatim dan aktif di Muslimah NU
ranting Ploso, Nganjuk.
Terima
kasih saudara-saudaraku. kalian juga sangat banyak memberikan inspirasi buat
aku. Kita dibesarkan bersama, penuh liku-liku hidup yang harus dilalui bersama namun
masih tetap bisa tersenyum walau berbagai cobaan dan rintangan menghadang.
Teruslah berkarya, teruslah menginspirasi sekitar. thanks a lot.
Setelah
kuis ini berakhir, beberapa sepupuku menyayangkan mengapa dia tidak bisa
mengikuti kuis, bahkan sampai ada yang japri dan curhat ke salah satu saudaraku
yang lain. Mereka berfikir aku hanya bercanda melakukan itu semua. Mmmmm.....
memang aku punya tampang menipu ya sampai kalian semua tidak percaya???
GGGgrrrrrr.....!!!!!
Mbak
Churma... aku tunggu lho kuis-kuis selanjutnya, dan hadiahnya yang lebih cetar
membahana ya.....
*********
Teruslah menginspirasi sekitar. Jika
kita tak mampu menjadi pohon yang menjulang tinggi, setidaknya kita bisa
menjadi rumput yang selalu bersemi. Walau kadang tak dianggap, walau kadang
diinjak, namun rumput akan selalu terlihat manis dan menghijau laksana
permadani.
Paragraf
terakhir yang aku sampaikan di group-group tempat aku mengadakan kuis. Aku
ucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua peserta yang telah ikut
mencurahnya buah pikirnya untuk meramaikan peringatan Hari Pahlawan ini. Dan
IsyaAllah semua pulsa telah meluncur dengan selamat ke masing-masing nomor yang
diisikan.
**********
Epilog
Pagi di minggu mendung ini, perutku terasa kosong, keroncongan tak tertahankan. Sedangkan anak-anakku merasa bebas sebebas-bebasnya. Potongan-potongan kardus mulai berserakan di ruang tengah, tumpahan air susu coklat bercecer di seprei tempat mereka menghabiskan sisa minggu paginya. Tak kalah serunya, suami aku mengambil bola, dan memancing anak-anak untuk ikut menendang bola di ruang tengah. Yap... lengkap sudah kericuhan di rumah kami. Namun masih juga enggan rasanya aku beranjak dari kursi tempatku menuangkan ide-ideku. Kubiarkan mereka bermain sepuas-puasnya, beberapa potong roti ‘Neko-Neko’ hadiah dari Ustdzah kemarin Sabtu yang sempat berkunjung ke rumah, sangat berguna sekali sebagai pengganjal perut sebelum aku menyiapkan sarapan buat mereka.
Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya sekarang bagaimana aku bisa mengambil hikmah dari apa yang semua teman-teman dan saudara-saudaraku telah sampaikan dalam pesan tulisannya. Sempat aku berfikir semalaman, merenungi apa yang telah disampaikan oleh ‘para penulisku’ yang sesungguhnya.
Teringat pesan lilik, kemarin siang, menanyakan gamis yang aku pesan apakah sudah mendarat dengan selamat di Medan apa belum. Yahhh... aku sempat kelupaan dengan pesananku itu. Apalagi hari sabtu kemarin kantorku libur, begitu juga dengan minggu ini. Tapi tak ada salahnya aku singgahkan diriku sebentar mampir ke kantor, siapa tahu paketannya sudah sampai. Tak sabar rasanya ingin segera mencobanya dan bernarsis ria dengan gamis baru ku itu.
Dan aku sudahi saja mengarang indahku ini, berharap pendokumentasian kuis Hari Pahlawan ini akan selalu bisa mengingatkanku akan sosok pahlawan dalam hidup aku.....
Kembali pikiranku diingatkan untuk segera mengejar deadline-deadline yang siap menungguku. Menunggu sentuhan tanganku, berteriak ingin segera dituntaskan. Begitu juga dengan sang ‘Sirkus Pohon’, salah satu Novel yang diiming-imingkan ‘sang peran dibalik layar’ juga siap menghadang di depan mata. Lembaran pertama kubuka, dan aku menemukan satu kalimat pembuka,
Untuk Indonesia
“Fiksi, cara terbaik
menceritakan fakta.”
------Andrea Hirata